Pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta tidak akan melarang kepemilikan properti oleh asing di Indonesia. Namun tidak melepas begitu saja ke orang asing.
Menurut tim sukses Prabowo-Hatta, Drajad Wibowo menekankan dalam menerapkan kebijakan tersebut, pemerintah wajib memastikan adanya sistem keadilan dan tidak hanya fokus pada pertumbuhan harga.
“Kita tetap ingin menbuka itu, untuk memperoleh capital gain, business growth, di sisi lain kita juga ingin pemetataan, negara masuk. ” kata Drajad dalam debat Capres Bicara Rumah Rakyat yang diadakan Rumah 123 di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (30/6/2014).
Menurutnya, ada beberapa fenomena yang terjadi pada negara-negara yang menjalankan membuka kepemilikan asing. Dia mencontohkan, di London Inggris saat ini ada keluhan sulitnya anak-anak muda asal London memiliki rumah.
"Karena harga rumahnya sudah sangat mahal. Akhirnya yang membeli adalah warga di luar Inggris. Dari pengalaman negara Dubai juga bisa kita pelajari, di mana pemerintah di sana begitu berjuang dalam menjaga pertumbuhan harga tanah di luar zonasi," ungkapnya.
Sementara itu, Timses Jokowi-JK Enggartiasto Lukita menuturkan kubu pasangan nomor urut 2 secara gamblang mendukung adanya kepemilikan properti oleh asing.
"Kami setuju orang asing untuk bisa membeli properti di Indonesia dengan catatan pemberian pada batasan luasan dan batasan harga. Nanti akan kita buat zonasi untuk properti asing, yang dipisahkan dengan kawasan hunian bagi masyarakat kelas menengah misalnya," kata Enggar.
Menurutnya, properti bukanlah sebuah produk yang bisa dibawa ke mana-mana. Sehingga jika orang asing itu pindah kembali ke negara asalnya, properti tersebut tak lagi jadi miliknya.
"Hunian itu tidak bisa dibawa kayak lego, dia akan tetap ada di sini," kata Enggar.
(zul/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
