Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengungkapkan, kenaikkan tarif listrik untuk 6 golongan ini berlaku seluruh Indonesia pada 1 Juli 2014 tepat pukul 00.00 WIB. Namun pemerintah tidak menjamin bahwa pemadaman bergilir akan berakhir.
"Tergantung, tergantung lokasinya, kalau di Sumatera Utara yang masih defisit listrik susah juga tidak ada lagi pemadaman, kalau di Jawa sudah lebih baik, kalaupun ada itu mungkin karena gangguan saja," ujar Jarman dihubungi, Senin (30/6/2014).
Seperti diketahui 6 golongan listrik yang besok tarif listriknya naik mulai dari Industri golongan I-3 non go public Tegangan Mengengah >200 kVa dengan jumlah pelanggan 11.007 pelanggan dengan kenaikkan rata-rata 11,57%, golongan rumah tangga R-1 1.300 Va sebanyak 6,5 juta pelanggan dengan kenaikkan rata-rata 11,36%, R-1 2.200 Va sebanyak 2,17 juta pelanggan naik rata-rata 10,43%, R-2 3.500 Va-5.500 Va sebanyak 777.451 pelanggan naik rata-rata 5,70%.
Golongan pemerintah P-2 di atas 200 kVa sebanyak 1.282 pelanggan naik rata-rata 5,36% dan penerangan jalan umum P-3 sebanyak 161.313 pelanggan naik rata-rata 10,69%.
Jarman mengungkapkan, namun dengan kenaikan tarif listrik ini akan membuat PT PLN mendapatkan darah segar berupa dana pembayaran pelanggannya di depan, tidak lagi mengandalkan subsidi dari pemerintah yang subsidinya baru terbayar 3-4 bulan berikutnya.
"Kalau dana tunai PLN makin banyak dari pelanggan, PLN terhindar dari kolaps, jadi lebih sehat neraca keuangannya, sehingga bisa membangkitkan pembangkit listrik lebih banyak, sehingga kelistrikan tiap daerah makin kuat jadi pemadaman listrik makin berkurang," ungkapnya.
Saat ini total kapasitas listrik nasional mencapai 50.655 megawatt (MW), di mana 71% pembangkit dikelola PT PLN, pembangkit Independent Power Producers (IPP) 20% dan pembangkit swasta mandiri 9%.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!