Dalam 5 Tahun, Pengurangan Jumlah Orang Miskin di Indonesia Tak Signifikan

Jakarta -Angka kemiskinan Indonesia sulit untuk diturunkan secara drastis. Faktanya dalam 5 tahun terakhir penurunannya cenderung landai.

Tahun 2009, angka kemiskinan 14,15% (dari jumlah penduduk) atau 32,53 juta orang, tahun 2010 sebesar 13,33% atau 31,02 juta orang, tahun 2011 sebesar 12,49% atau 30,12 juta orang, tahun 2012 sebesar 11,96% atau 29,25 juta orang.


Tahun 2013 sebesar 11,36% atau 28,17 juta orang dan tahun 2014 angka kemiskinan sebesar 11,25% atau 28,28 juta orang.


"Penurunan yang terjadi dalam lima tahun terakhir memang landai. Tidak drastis. Karena memang sulit dan susah diturunkan secara drastis," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di kantornya, Jakarta, Selasa (1/7/2014)


Ia menilai perlu ada kebijakan khusus untuk menangani hal tersebut. Yaitu kebijakan yang tepat sasaran dan mampu mengangkat penduduk miskin ke atas garis kemiskinan.


"Sulit kecuali ada kebijakan dan perlakuan khusus. Seperti pemberian bantuan sosial yang lebih tetap," jelasnya.


Kemudian dari sisi pendidikan. Orang miskin yang ada saat ini masih didominasi oleh masyarakat dengan pendidikan tamatan sekolah dasar (SD) dan tidak tamat sekolah dasar (SD).


"Lihat misalnya pendidikan itu kan banyak tamatan SD dan yang tidak tamat jadi orang miskin," kata Suryamin.


Seperti diketahui, kembali meningkatnya jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2014, menurut, Suryamin karena perlambatan pertumbuhan sektor pertanian.


"Di sektor pertanian ada pergeseran musim tanam karena ada hujan deras. Jadi yang bekerja itu berkurang sehingga terjadi peningkatan kemiskinan," ungkapnya.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!