Jatah BBM Subsidi Dipangkas, Omzet Pengusaha SPBU Turun 30%

Jakarta -Pemangkasan jatah BBM subsidi oleh PT Pertamina (Persero) tidak hanya membuat masyarakat harus antre panjang di SPBU, para pengusaha SPBU juga mengalami penurunan omzet miliaran rupiah per bulan. Rata-rata omzet mereka turun hingga 30% karena ada pemangkasan jatah harian BBM subsidi.

"Pengurangan pasokan BBM subsidi pastinya membuat pengusaha rugi. Omzet rata-rata pengusaha SPBU turun 30%, kalau penjualannya rata-rata 23 ton per hari maka omzetnya mencapai Rp 4 miliar, sekarang dipangkas turun omzetnya sekitar Rp 1,4 miliar," ungkap Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Punomohadi dihubungi detikFinance, Selasa (26/8/2014).


Eri mengatakan, para pengusaha SPBU sadar dengan risiko yang dihadapinya ketika berjualan barang yang harganya diatur oleh pemerintah.


"Itu memang sudah risiko kita, jual BBM yang harganya masih ditentukan pemerintah," katanya.


Eri menambahkan, belum lagi kewajiban pengusaha SPBU dari Pertamina untuk menambah satu tangki tambahan untuk BBM non subsidi.


"Kita harus nambah investasi Rp 150 juta untuk nambah satu tangki buat stok tambahan BBM non subsidi di SPBU, kita juga wajib tebus BBM non subsidinya Rp 50 juta, jadi total Rp 200 juta," ungkap Eri.


Eri menegaskan, jika hal seperti ini terus berlangsung, maka akan membuat pengusaha SPBU banyak yang gulung tikar, sementara margin usaha penjualan BBM tetap.


"Kita ini ibarat sudah jatuh ketimpa tangga, sudah jatah penjualan BBM subsidi dipangkas, suruh investasi lagi, margin usaha tidak naik, ditambah lagi listrik naik, upah naik, menggerus keuntungan kita," tutupnya.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!