Hotel di Bali 'Perang' Harga, Tarif Kamar Bisa Turun 50%

Jakarta -Jumlah hotel yang menjamur di Bali menimbulkan persaingan harga yang tidak sehat di kalangan pengusaha hotel. Ada beberapa hotel di Bali yang rela menurunkan tarif kamar hotelnya hingga 50%.

Kondisi dari persaingan ini tidak terlihat secara nyata oleh konsumen. Pihak hotel biasanya menggandeng pihak lain, seperti perusahaan penerbangan atau jasa travel untuk memberi harga lebih murah.


"Disebutnya benefit, dengan naik pesawat tertentu bisa dapat harga murah. Dari Rp 500.000 satu malam, bisa jadi dua malam," ungkap Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Perry Markus kepada detikFinance, Minggu (14/9/2014)


Menurutnya secara otomatis, harga pasar untuk kamar hotel di Bali menjadi rusak. Banyak hotel yang kemudian ikut menjatuhkan harga menjadi lebih rendah untuk menjangkau konsumen. Langkah ini biasanya dilakukan ketika bukan saat musim puncak liburan, seperti liburan sekolah, lebaran, dan akhir tahun.


"Mau gimana lagi, sudah merusak harga pasar. Dari yang biasanya misalnya Rp 100.000 menjadi Rp 50.000," sebutnya.


Menurutnya pihak pengelola hotel bisa rugi jika kondisi ini terus berlanjut. Apalagi pengusaha hotel menanggung kenaikan tarif listrik, gas elpiji dan buruh. Sehingga margin yang diterima pemilik hotel semakin kecil.


"Kan margin makin kecil, investasi ini nantinya tidak akan menguntungkan," jelas Perry.Next


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!