Hotel di Bali Makin Menjamur, Picu 'Perang' Harga Kamar

Jakarta -Bisnis properti, khususnya sektor perhotelan di Bali sangat menjamur. Berbagai macam hotel mulai berdiri dengan variasi penawaran kepada konsumen.

Fenomena ini memicu persaingan tidak sehat di sisi harga tarif kamar hotel. Bahkan sudah bisa disebut sebagai fenomena 'perang' tarif kamar hotel.


"Kondisi sekarang, terlihat ada persaingan harga yang tidak sehat di Bali," kata Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Perry Markus kepada detikFinance, Minggu (14/9/2014)


Ia menjelaskan hal ini berawal dari adanya ketimpangan antara pembangunan hotel yang tak sebanding dengan tingkat hunian kamar (okupansi). Artinya pasokan jumlah kamar sangat tumbuh pesat di Bali, sedangkan jumlah konsumen cenderung melambat.


"Turis itu kan naik terus, tapi hotel itu bertambah lebih banyak juga. Akhirnya okupansinya tidak naik cukup signifikan," ujarnya.


Sehingga banyak kamar-kamar hotel yang kemudian kosong, bahkan data Indonesia Property Watch (IPW) tingkat okupansi hotel di bali hanya 60%. Kondisi hotel dengan kamar yang penuh hanya terjadi saat puncak musim liburan, seperti masa liburan sekolah, lebaran Idul Fitri dan akhir tahun.


"Jadi kalau konsumen itu ibarat kue yang dibaginya kemana-mana," sebutnya.Next


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!