"Jadi satu perusahaan ikan di Thailand memiliki 100 kapal yang dioperasionalkan nelayan kita," ungkap Junior Chamber International (JCI) Senate ASEAN Aswadi Munir saat ditemui di Kantor Kadin Kuningan, Jakarta, Senin (22/09/2014).
Lewat cara ini, Munir mengungkapkan, perusahaan ikan Thailand dapat dengan mudah mengelabui petugas pengawasan laut Indonesia. Apalagi sering kali alat pengawas otomatis (GPS) pada kapal dimatikan secara sengaja oleh para nelayan.
"Mereka (perusahaan ikan di Thailand) support logistik, BBM, sampai ke perizinan untuk mengoperasionalkan kapalnya dengan nama nelayan lokal. Satu perusahaan ikan di Thailand dapat mengelola ratusan kapal itu luar biasa," paparnya.
Beberapa modus/cara ini yang ditiru oleh negara lain. Sehingga ia memprediksi kerugian yang diderita negara setiap tahun cukup besar.
"Tidak hanya Thailand, Taiwan dan Filipina juga melakukan itu. Kalau ada 100 kapal 1 perusahaan, bayangkan berapa ribu ton ikan kita yang hilang dan itu dari laut kita," cetusnya.
(wij/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
