Pertamina: Pencurian Minyak Itu Kejahatan Luar Biasa

Jakarta -Beberapa kasus dugaan pencurian minyak yang melibatkan PT Pertamina (Persero) masih terus terjadi. BUMN energi tersebut mendukung penuh penegak hukum mengungkap semua kasus pencurian minyak, termasuk yang terakhir melibatkan oknum pegawai Pertamina Region I Tanjung Uban, Kepulauan Riau.

"Kalau sudah masalah hukum, kami sepenuhnya menyerahkan ke aparat penegak hukum. Kami mendukung penuh pengungkapan kasus pencurian minyakm termasuk yang terjadi di Tanjung Uban," kata Vice President Corporate Communication Pertaminam, Ali Mundakir, ditemui di SPBU Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2014).


Ali mengungkapkan, setiap pegawai Pertamina pasti tahu, apapun bentuknya pencurian minyak itu bagi Pertamina adalah kejahatan luar biasa.


"Setiap pegawai Pertamina selalu diberi pembekalan, bahkan apapun bentuknya pencurian minyak itu adalah extra ordinary crime," ucapnya.


Pasalnya, kata Ali, untuk mencari minyak saat ini sangat susah sekali, biaya yang dikeluarkan tidak sedikit, risikonya tinggi.


"Cari satu liter minyak itu susahnya minta ampun. Makanya kami justru sangat mendukung langkah penegak hukum untuk mengungkap semua kasus pencurian minyak," tegasnya.


Terkait terkuaknya kasus pencurian minyak yang melibatkan oknum pegawai Pertamina di Tanjung Uban, Ali menegaskan, sistem di Pertamina sudah sangat ketat dan transparan.


"Kita memang hanya memiliki 30% kapal, sisanya masih sewa, tapi kita ada mitigasi risiko. Ketika pengiriman minyak di lokasi A ke lokasi B isi, volume, kualitas harus sama tidak boleh ada yang beda. Ada yang beda kita tidak akan bayar, apalagi sistem kita itu sudah transparan," tutupnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!