Tony mengatakan, tak ada negara di dunia yang menerapkan bea masuk untuk impor komponen pesawat terbang.
"Indonesia ini banyak industri aviasi, dan mereka menghasilkan uang. Saya pikir spare part dikenakan bea masuk itu tidak masuk akal, di dunia tak ada yang begitu," kata Tony ditemui di Hotel Intercontinental, Jakarta, Senin (15/9/2014).
Tony mengatakan, industri penerbangan menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi. Tapi hal itu tidak akan berjalan mulus, bila regulasi yang dikeluarkan pemerintah tak sejalan dengan industri ini sendiri.
"Maskapai memberikan kontribusi bagi perekonomian. Kita ingin buat penerbangan lebih murah. Jika bea masuk dikenakan, maka penumpang yang terbang akan semakin sedikit," katanya.
Sementara itu, Presiden presiden AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko menyebut, pertumbuhan industri penerbangan berlangsung secara cepat, begitu juga dengan penggantian suku cadang pesawat. Bila impor komponen pesawat tersebut dikenakan bea masuk, maka maskapai akan terbebani.
"Dengan open sky. Ke depan, policy ini sebaiknya ditinjau ulang. Sebaiknya kita samakan 0% dengan mekanisme yang mudah dan praktis," katanya.
(zul/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!