Kasihan, 1.300 Karyawan Pabrik Gula Ini Digaji dengan Gula Pasir

Mojokerto -Dampak tidak lakunya gula hasil produksi tahun ini, Pabrik Gula (PG) Gempol Krep kesulitan membayar gaji ribuan karyawannya. Akibatnya, PG yang tergabung dalam PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X itu, terpaksa membayar gaji 1.300 karyawan dengan gula pasir.

Humas PG Gempol Krep, Samsu menjelaskan, saat ini baik petani tebu dan PG kesulitan melelang gula hasil produksi pada musim giling tahun ini, yang mencapai lebih dari 85 ribu ton. Padahal agar cepat laku, petani dan PG terpaksa melelang gula mereka dengan harga sangat rendah, yakni Rp 8.150 per kg.


Meski harga tersebut jauh dari harga minimal yang ditetapkan pemerintah Rp 8.500 per kg, gula para petani tebu dari Mojokerto, Jombang dan Lamongan itu tidak juga laku. Harga gula petani lokal masih kalah bersaing dengan gula impor. Pemilik modal lebih memilih gula impor dengan harga lebih murah dibandingkan gula petani lokal.


"Kami lelang seharga Rp 8.150 saja tidak laku-laku, padahal petani kami sudah rugi dengan harga segitu, kalau tidak cepat laku, kami tidak ada dana untuk perputaran produksi," ungkapnya kepada detikfinance, Rabu (15/10/2014).


Akibatnya, menurut Samsu, selain petani mengalami kerugian, PG juga mengalami kesulitan keuangan untuk membayar gaji 1.300 karyawan mereka. Gaji setiap karyawan PG yang tergabung dalam PT Perkebunan Nusantara X ini paling rendah, sesuai dengan upah minimun kota (UMK) Kabupaten Mojokerto Rp 2.050.000 per bulan.


"Kami terpaksa membayar jasa karyawan dengan gula pasir, dalam 30 tahun terakhir, baru kali ini jasa karyawan dibayar dengan gula pasir," ucap Samsu, Humas PG Gempol Krep kepada detikcom, Rabu (15/10/2014).


Namun, Samsu mengaku belum menentukan jumlah gula yang bakal diterima setiap karyawan. "Banyaknya gula belum kita hitung, masih kita negosiasikan dengan karyawan," ungkapnya.Next


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!