Ingin Investasi yang Menang Lawan Inflasi? Pasar Saham Bisa Jadi Pilihan

Jakarta -Masyarakat Indonesia saat ini masih menggunakan cara konvensional dalam menyimpan uangnya yaitu melalui tabungan. Padahal, ada risiko inflasi di dalamnya.

Tingginya angka inflasi memungkinkan dana yang tersimpan di tabungan akan habis tergerus. Demikian disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat menyampaikan sambutannya di hadapan sekitar 5.000 investor mahasiswa saat acara Gerakan Cinta Pasar Modal Indonesia, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (12/11/2014).


"Risiko ada di tabungan, deposito juga ada. Kalau bank-nya bangkrut bisa tidak dibayar kalau tidak dijamin (LPS), ada juga inflasi," kata JK.


Menurut dia, saat ini masyarakat Indonesia masih familiar dengan tabungan dan deposito. Padahal, investasi di pasar modal bisa memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.


"Sekarang masyarakat kita masih banyak yang di deposito dan tabungan yang punya bunga tetap karena mereka belum bisa menghitung keuntungan. Kalau saham memang ada yang naik sampai 10 kali, tapi turun juga ada yang 10 kali, ada risiko juga," jelas dia.


Terkait hal itu, JK mengungkapkan, dirinya ingin masyarakat Indonesia lebih mengenal pasar modal khususnya mahasiswa sebagai generasi muda. Minimnya investor lokal membuat investor asing menguasai kepemilikan saham di pasar modal Indonesia.


"Itu harapannya agar anda mengetahui sebagai pemerataan ekonomi nasional supaya jangan didominasi modal asing yang tidak punya kepentingan, itu sah-sah saja tapi alangkah baiknya kita berpartisipasi di pasar modal kita. Maka Anda semua harus ikut serta investasi di pasar modal," tandasnya.


(drk/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!