Selama 3 tahun mengoperasikan bus lokal di koridor 11, Damri memiliki kesan terhadap bus buatan BUMN kereta itu. Damri mengaku melakukan beberapa rekayasa atau perombakan pada beberapa komponen INOBUS seperti komponen mesin.
"Banyak improvement yang dilakukan. Kita lakukan rekayasa engineering," kata Senior Manager dan Perencanaan Rekayasa Teknik Dono Unggul kepada detikFinance, Selasa (11/11/2014).
Damri, menurut Dono, memahami INKA masih pemain baru di industri bus. Alhasil Damri dan INKA kerap melakukan kerja bersama untuk melakukan beberapa perbaikan untuk peningkatan kualitas INOBUS.
"Kita coba bantu kita bantu kerjasama dengan mereka sampai sekarang sudah banyak improvement. Kita pertahankan SGO (Siap Guna Operasi) selama 3 tahun," jelasnya.
Saat ini, Damri menerima penugasan untuk mengoperasikan 21 bus TransJakarta buatan Madiun. Selama dilakukan rekayasa hingga perawatan rutin, Damri mampu mempertahankan kehandalan INOBUS sesuai SGO yang ditetapkan oleh pengelola TransJakarta. Sebanyak 18 bus bisa beroperasi sedangkan 3 dalam posisi stand by untuk menjalani perawatan.
"Masih bisa pertahankan SGO, 17-18 bus yang operasi dari 21 bus yang ada. Ini sudah 3 tahun sebagai operator," jelasnya.
Saat ditanya keandalan bus buatan Tiongkok atau lokal, Dono memiliki cerita sendiri. Bus Zhong Tong buatan Tongkok diakui lebih andal karena spesifikasi ditentukan oleh Damri sebab BUMN ini bertugas sebagai investor dan operator. Sementara untuk bus buatan INKA, Damri hanya menerima penugasan untuk mengelola INOBUS sementara pembelian dilakukan oleh Pemprov DKI.
"Karena spec-nya milih sendiri, jujur Zhong Tong perawatan lebih sedikit daripada INOBUS," ujarnya.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
