Dibayangi Krisis Siprus, Wall Street Berakhir Mixed

New York - Pasar saham Wall Street berakhir mixed dengan Indeks S&P 500 kembali melemah untuk hari ketiganya berturut-turut. Krisis di Republik Siprus menjadi sentimen negatif yang membuat investor waspada.

Uni Eropa berniat memberikan dana bantuan kepada Siprus namun dengan syarat penetapan pajak tinggi kepada para nasabah banknya. Hal ini ditakutkan akan membuat penarikan dana secara besar-besaran dari negara kepulauan di wilayah mediterania itu sehingga membuat likuiditas kering.


Untungnya, parlemen Siprus menolak rencan penetapan pajak tinggi itu sehingga kekhawatiran investor bisa sedikit mereda. Namun di lain pihak, Siprus tetap harus mendapat suntikan dana karena jika dibiarkan krisis itu akan menyebar ke negara-negara kepulauan lainnya.


"Di samping hasil voting parlemen Siprus itu, kita masih ada masalah. Tidak ada yang tahu seperti apa pembenahan finansial yang akan dilakukan oleh Siprus," kata Nicholas Colas, kepala strategi pasar dari ConvergEx Group, di New York dikutip Reuters, Rabu (20/3/2013).


Indeks S&P 500 mulai melemah setelah menembus level tertingginya sejak 2007. Meski terkena koreksi, tapi S&P 500 masih dalam posisi untuk mencetak triwulan terbaiknya tahun ini dengan penguatan 8,4% sejak awal tahun, sementara Dow Jones lebih tinggi lagi 10,3%.


Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones naik tipis 3,76 poin (0,03%) ke level 14.455,82. Indeks Standard & Poor's 500 menipis 3,76 poin (0,24%) ke level 1.548,34. Indeks Komposit Nasdaq melemah 8,50 poin (0,26%) ke level 3.229,10.


(ang/ang)