Genjot Modal, XL Axiata Dapat Utang Rp 1 Triliun dari Jepang

Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mendapat fasilitas pinjaman dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd senilai US$ 110 juta (Rp 1 triliun). Perseroan telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kredit pada 15 Maret 2013 lalu.

Pinjaman tersebut memiliki jangka waktu selama 3 tahun terhitung sejak tanggal penarikan fasilitas kredit (drawdown). Demikian disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Selasa (19/3/2013).


Pinjaman itu digunakan untuk keperluan belanja modal atau capital expenditure (capex) dan untuk pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang masih ada. Batas waktu penarikan fasilitas kredit adalah 25 Maret 2013.


Sementara itu, PT XL Axiata Tbk (EXCL) meraih laba bersih Rp 2,74 triliun di akhir 2012, angka ini menipis 3,2% dari laba akhir 2011 lalu sebesar Rp 2,83 triliun.


Alhasil, laba bersih per saham dasar perseroan pun terpangkas, dari sebelumnya Rp 332 per saham di akhir 2011 menjadi Rp 322 per saham akhir tahun lalu.


Emiten berkode EXCL itu berhasil menumbuhkan omzet alias pendapatan menjadi Rp 20,96 triliun di 2012. Pada 2011 silam, pendapatan perseroan hanya sebesar Rp 18,26 triliun.


Sayangnya, beban usaha perseroan naik cukup tinggi sehingga menggerus laba sebelum pajaknya. Beban yang naik paling tinggi adalah beban infrastruktur yang mencapai Rp 5,2 triliun, padahal tahun sebelumnya hanya Rp 3,8 triliun.


Beban interkoneksi juga cukup tinggi, dari sebelumnya Rp 2 triliun di 2011 menjadi Rp 3 triliun di akhir 2012. Ujung-ujungnya, laba sebelum pajak perseroan turun tipis menjadi Rp 3,75 triliun dari sebelumnya Rp 3,86 triliun.


Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 10.25 waktu JATS, harga saham EXCL naik 200 poin (4%) ke level Rp 5.200 per lembar. Sebanyak 7.888 lot sahamnya diperdagangkan 624 kali senilai Rp 20,3 miliar.


(ang/ang)