Perusahaan Ritel Indonesia Masih Tertinggal dengan Singapura

Jakarta - Indonesia mempunyai berbagai perusahaan ritel maupun franchise atau waralaba. Sayangnya pertumbuhan dan perkembangan ritel maupun franchise di Indonesia masih berkutat di pasar domestik.

Country Manager of A.S Louken Indonesia Danny Anthonius menuturkan paradigma pola bisnis ritel maupun franchise di Indonesia harus berubah tidak hanya unggul di tingkat lokal namun bisa berbicara di tingkat global.


"Indonesia memiliki potensi pertumbuhan ritel yang luar biasa. Oleh karenanya bisnis ini diharapkan tidak hanya unggul di pasar lokal tetapi unggul di pasar global," katanya saat berdiskusi dengan tema Retail Trends 2013 di Gedung WTC Jakarta, Senin (25/3/2013).


Saat ini menurutnya Indonesia memiliki produk-produk ritel unggulan mulai dari makanan, pakaian, pendidikan dan produk unggulan lainnya yang laris manis di pasar dalam negeri. Sayangnya sangat sedikit merek lokal yang berhasil ketika dibawa ke luar negeri. Oleh karena itu, pihaknya akan membawa merek dan usaha ritel untuk go international dalam beberapa waktu ke depan.


"Apa yang dilakukan A.S Louken adalah komitmen untuk mendukung pengusaha ritel di Indonesia," katanya.


Sementara itu di tempat yang sama, CEO of A.S Louken Singapura Luke Kim memaparkan bahwa ritel asal Indonesia dipandang masih kalah dengan perkembangan ritel Singapura di kancah global. Sebagai contoh saat ini produk ritel asal Singapura BreadTalk sudah mendunia lewat produknya.


"Coba bandingkan dengan Singapura, berbagai ritel asal negara ini sukses dan eksis di pasar global. Sebut saja BreadTalk hingga Charles & Keith. Padahal ritel ini awalnya merupakan usaha kecil menengah di Singapura tetapi mereka sukses mengirim pesanan melalui merek dan produk kepada konsumen di mancanegara," cetusnya.


(wij/hen)