Pesan Jokowi untuk Dono Soal Proyek MRT

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) baru memilih Direktur Utama baru PT MRT Jakarta yaitu Dono Boestomi. Jokowi meminta Dono tak menunda-nunda proyek MRT Jakarta.

"Baru saya perintah tadi. Pertama segera tentukan pemenang tender tadi pagi. Saya tidak tahu pemenang siapa. Kedua kalau sudah menang segera groundbreaking langsung cor. Monorel juga sama seperti itu jangan nunggu kamu (wartawan) yang kejar saya kapan. Saya yang jawab bingung," tutur Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Senin (25/3/2013).


Dikatakan Jokowi, dirinya ingin tender pelaksanaan proyek MRT bisa dilakukan hanya dalam waktu sebulan, sehingga proyek MRT awal dari Lebak Bulus menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) bisa terlaksana.


Soal harga tiket MRT nanti, Jokowi mengatakan, dirinya ingin harga tiket murah dan biaya operasionalnya bisa makin efisien.


Dono Boestomi merupakan Mantan Direktur Keuangan PT Atlas Resources Tbk (ARII) yang terpilih sebagai Direktur Utama PT MRT Jakarta menggantikan Tribudi Rahardjo yang habis masa jabatannya. Sebelum menjadi Direktur Keuangan PT Atlas Resources, Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) periode 2006-2011.


Keputusan tersebut diperoleh setelah digelar Rapat Umum Pemegang Saham PT MRT Jakarta di Hotel Sari Pan Pacific Jumat akhir pekan lalu.


Selain Dono Boestomi, tiga orang direksi lain yang terpilih yakni, Alberth Farah sebagai Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Tuhyat sebagai Direktur Keuangan, dan M. Nasir sebagai Direktur Teknis dan Konstruksi.


Total nilai proyek adalah sekitar 144 miliar yen dengan besar pinjaman dari Japan International Coorperate Agency (JICA) sekitar 120 miliar yen, dan selebihnya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.


Untuk rute MRT tahap I Lebak Bulus-Bundaran HI, koridor utara-selatan, jalur MRT terdiri dari 13 stasiun MRT. Yaitu sebanyak 7 stasiun sepanjang 7 Km berada di atas (elevated/layang) yaitu stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.


Sementara itu 6 stasiun sepanjang 6 km berada di bawah tanah yaitu Bundaran Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran HI.


Untuk tahap II masih koridor utara-selatan, rencananya stasiun-stasiunnya semuanya di bawah tanah antara lain Kebon Sirih, Monas, Harmoni, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.


Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 km, meliputi dua koridor utama.


(dnl/hen)