Tanam Kedelai dan Jagung, Pemerintah Siapkan Lahan 1.000 Hektar

Jakarta - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) menyiapkan lahan seluas 1.000 hektar untuk mengembangkan tanaman pangan (kedelai, jagung dan padi) varietas unggulan yang tersebar di beberapa permukiman/kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia.

Dari lahan sekitar 1.000 hektar itu, sebanyak 300 hektar diantaranya khusus disediakan untuk mengembangkan komoditas tanaman kedelai varietas unggulan yang pada tahun 2012 lalu telah disiapkan penangkaran benihnya.


Sebelumnya, penangkaran benih kedelai ini telah dilakukan di permukiman transmigrasi Tongo Kab. Sumbawa Barat NTB, Nangakara Kab. Dompu NTB, Tanah Miring Kab. Merauke Prop. Papua, Sungai Bermas Kab. Kerinci Prop. Jambi, KTM Bathin 3 Ulu kab. Bungo Prop. Jambi, kawasan KTM Telang kab. Banyuasin, dan KTM Lamunti kab. Kapuas Prop. Kalimantan Tengah.


"Saat ini program transmigrasi dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan kawasan melalui pengembangan sentra-sentra produksi baru untuk menghasilkan berbagai komoditas pangan unggulan termasuk perkebunan, perikanan dan peternakan," kata Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Roosari Tyas Wardani dalam seperti dikutip detikFinance, Rabu (20/3/2013).


Roosari mengatakan pengembangan sentra produksi pangan varietas unggulan pada wilayah-wilayah baru yang tersebar di kawasan transmigrasi diharapkan dapat meningkatkan kontribusi transmigrasi terhadap produksi pangan nasional dan sekaligus sebagai upaya distribusi pangan ke berbagai wilayah Indonesia.


"Kawasan transmigrasi yang tersebar di berbagai daerah diharapkan dapat bertransformasi menjadi lumbung pangan nasional untuk dapat mengurangi ketergantungan impor dari negara lain dan mewujudkan ketahanan pangan nasional," tutur Roosari


Khusus mengenai tanaman kedelai, Roosari menjelaskan penanaman kedelai di lahan transmigrasi ini dipadukan dengan program transmigrasi lainnya sehingga mampu menambah produksi kedelai nasional dan mengurangi impor kedelai.


Saat ini kebutuhan pertahun mencapai ± 2 juta ton. Sementara produksi dalam negeri hanya ± 800.000 ton/tahun, sehingga masih impor ± 1,2 juta ton/tahun. Kondisi ini apabila tidak segera diantisipasi sangat berdampak buruk terhadap perekonomian Nasional, kelangsungan hidup petani dan kebutuhan pangan Indonesia, serta industri yang berbahan baku kedelai.


"Penanaman kedelai ini bisa menambah pendapatan petani transmigran dan meningkatkan kesejahtraan transmigran dan masyarakat di sekitar kawasan transmigrasi," kata Roosari.


Sedangkan dalam bidang pengembangan padi dengan mekanisasi di KTM Telang telah dilaksanakan pada lahan 200 ha sebagai pilot project yang diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat di KTM Telang. Hasil produksi padi per hektar mencapai 5 ton, sehingga produksi padi pada lahan 200 ha dapat mencapai 1.000 ton gabah kering giling (GKG)


"Untuk mendorong berkembangnya sentra produksi pangan adalah pendampingan untuk transfer inovasi teknologi budidaya sejak awal penempatan dan tersedianya lembaga-lembaga pendukung lainnya termasuk aspek penyiapan modal usaha tani," kata Roosari.


Untuk mengembangan penanaman dan produksi kedelai lebih lanjut memang dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak terkait, terutama lintas kementerian, Pemda dan kalangan pengusaha swasta.


(dru/ang)