Bisnis Investasi Dihentikan, Ini Jurus Baru Yusuf Mansur

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meminta Ustadz kondang Yusuf Mansur untuk melegalkan bisnisnya. Alhasil, sang Ustadz pun siap membuat sebuah perusahaan resmi agar konsep investasi Patungan Usaha (PU) bisa berjalan.

"Tunggu PT-nya kebentuk dulu. Biar ada pajaknya buat negara. Kan buat rakyat juga. Saya masih percaya sama pemerintah," ungkap Yusuf Mansur yang dikutip detikFinance dari Twitter-nya, Selasa (23/7/2013).


Dalam website yang dikelolanya sendiri, Yusuf menjelaskan skema baru penggalangan dana masyarakat.


"Sementara PU (Patungan Usaha) masih diperbaiki secara legal, sistem, dan administrasinya, saya mau terus bergerak mengajak jamaah untuk dakwah ekonomi. Saya masih sangat-sangat percaya bahwa dengan berjamaah, bersatu, bersama-sama, banyak hal kecil jadi besar," tulis Yusuf.


"Saya memperkenalkan ulang konsep Sedekah Produktif," imbuhnya.


Sedekah Produktif adalah sedekah yang tidak langsung dibagikan habis untuk fakir miskin, dhuafa, yatim, dan target-target sedekah lainnya. Yusuf menjelaskan sedekah produktif dilakukan nantinya diputar dulu untuk kegiatan-kegiatan ekonomi.


"Azas sedekah produktif adalah prudent, safety, dan tentu saja sangat diusahakan dan diperhatikan tidak nabrak sesuatu atau sektor-sektor usaha yang dilarang agama dan negara," jelasnya.


Namun, Yusuf menegaskan untuk sedekah ini memang tidak diberikan bagi hasil alias return bagi yang ingin berinvestasi.


"Di sini, kawan-kawan dituntut untuk lebih ikhlas lagi berbuat. Jika di PU, Patungan Usaha, ada bagi hasilnya, dan ada pengembalian dana saudara-saudara semua, maka di Sedekah Produktif, kawan-kawan tidak ada bagi hasil, dan tidak ada pengembalian dana. Dana kawan-kawan terus digerakkan, digulirkan, diusahakan, membesar, dan membesar," jelasnya.


Yusuf bermimpi jika 10 juta orang berkumpul di Sedekah Produktif dengan menyumbang Rp 20 ribu, maka akan dihasilkan Rp 200 miliar. Lalu untuk apa dana itu?


"Dan apa yang bisa dilakukan dengan Rp 200 miliar tersebut? Wuah banyak. Itu bisa bikin 10 pabrik air mineral besar di 10 kota besar, lengkap dengan armada truknya, lahannya, bangunan permanennya," jelasnya.


(dru/dnl)