Hatta: APBN Rp 200 T Dihabiskan Untuk JSS, Orang Kalimantan dan Papua Bisa Marah

Jakarta - Megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS) terus digodok oleh pemerintah. Proyek JSS dan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) yang menelan Rp 200 triliun tak mungkin menggunakan dana negara. Kenapa?

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, tidak boleh ada pembiayaan proyek yang membebani APBN. Saat ini pemerintah masih mencari skema terbaik untuk pendanaan JSS.


"Kalau kita sudah punya uang banyak bolehlah kita bangun, setuju saya kita pakai APBN. Tapi kan orang di Kalimantan, Papua, dan Sulawesi kan juga mau bikin jembatan, waduk, bendungan, kan ngantre. Nanti kalau Rp 200 triliun kita bangun JSS marah mereka," papar Hatta saat ditemui di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (23/7/2013).


"Pilihannya adalah, kalau duit APBN kita banyak kita pakai APBN. Ini kan bukan suka atau tidak suka. Tapi yang mana yang mungkin. Sama saja kayak kita, punya uang sedikit, ya makanya pecel ayam dulu, jangan steak," imbuh Hatta.


Pada kesempatan itu Hatta mengakui, pembangunan jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera memakan waktu hingga 10 tahun. Jika proyek itu dimulai sekarang, ditambah dengan masa studi kelayakan (feasibilty study/FS) selama 2 tahun, maka JSS selesai tahun 2025.


"Iya 10 tahun, ya memang selama itu. Ini yang dibangun ini bukan jembatan penyeberangan, bukan jembatan di Thamrin," ungkap Hatta.


Saat ini, pemerintah belum ada kepastian untuk kelanjutan JSS. Pemerintah terkendala dalam menentukan skema pembiayaan FS. Hatta masih menunggu laporan dari Tim 7 yang rencananya dirapatkan pekan ini.


"Pak menkeu, setelah siap baru akan kita laporkan. Nanti kita tunggu dari Tim 7 saja," jawabnya.


(dnl/dnl)