Ini Pilihan Transportasi Umum dari Medan ke Bandara Kuala Namu

Jakarta - Mulai 25 Juli 2013, Bandara Polonia di Medan akan ditutup dan perannya akan digantikan oleh Bandara Kuala Namu di Deli Serdang. Jarak dari Medan ke Kuala Namu mencapai 40 km. Apa saja transportasi umum yang ada?

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan, selain menggunakan kendaraan pribadi, para penumpang memiliki beberapa pilihan transportasi umum untuk mencapai bandara. Antara lain dengan menggunakan bus, taksi, maupun kereta api melalui Stasiun Besar Medan.


"Untuk menghindari keterlambatan, seluruh penumpang diimbau agar dapat tiba di bandara sekurangnya 2 jam sebelum terbang. Seluruh maskapai kami minta untuk turut menyosialisasikan hal ini kepada seluruh pelanggannya," jelas Tri dalam siaran pers, Selasa (23/7/2013).


Mengingat aksesibilitas jalan raya dari dan menuju Bandara Kuala Namun yang masih belum maksimal, para calon penumpang diimbau untuk memanfaatkan sarana moda Kereta Api Bandara.

Dijelaskan, Kereta Api Bandara Kuala Namu merupakan fasilitas khusus berbasis rel pertama bagi bandara di Indonesia. Transportasi yang dikelola PT Railink ini tersebut mengantar dan menjemput penumpang dari Stasiun Besar Medan menuju Bandara Kualanamu juga sebaliknya.


Dari Stasiun Medan, KA akan berangkat menjelang penerbangan pertama, pukul 03.55 WIB. Kemudian pemberangkatan terakhir dari Bandara Kuala Namu menuju Medan seusai penerbangan terakhir, pukul 24.15 WIB. Tarif untuk KA Bandara ini adalah Rp 80.000 per orang untuk sekali jalan, dengan waktu tempuh rata-rata selama 45 menit.


Pilihan lain selain KA Bandara adalah dengan menggunakan taksi, dengan jarak tempuh sekitar 40 kilometer dari Kota Medan dan lama perjalanan sekitar 60-90 menit pada kondisi lalu lintas lancar. Tarif resmi rata-rata per sekali jalan dari Kota Medan ke Kualanamu berkisar Rp 145.000.


Kemudian, tersedia pula angkutan khusus Bus Damri yang tersedia di dua lokasi di Kota Medan dengan waktu tempuh yang tak terpaut jauh dengn taksi. Bagi pengguna jasa, Damri menyediakan Shelter di Jalan Gatot Subroto (Carrefour) dengan tarif Rp 15.000, dan satu shelter lagi di Amplas dengan tarif Rp 10.000 per orang per sekali jalan.


Selain angkutan Bus Damri, tersedia pula shelter bus yang dipersiapkan PO Bus ALS di Binjai dengan tarif Rp 30.000 per orang.


Secara kapasitas, daya tampung Bandara Kuala Namu yang berada di Kabupaten Deli Serdang hampir mencapai sepuluh kali lipat dari Bandara Polonia. Jika saat ini Bandara Polonia berdaya tampung 900 ribu pergerakan penumpang per tahun, Kuala Namu mampu melayani pergerakan sebanyak 8,1 juta penumpang per tahun melalui pengembangan Tahap I.

Pada pengembangan lanjutan yang telah diprogramkan, Kuala Namu didesain mencapai kapasitas maksimal untuk melayani hingga 22,1 juta pergerakan penumpang per tahun.


Untuk proses pendaftaran (check-in), misalnya, Bandara Kuala Namu menerapkan sistem terbuka dengan area check-in yang luas. Berbeda dengan Polonia, di area tersebut terdapat 80 konter check-in yang telah dilengkapi teknologi Baggage Handling System (BHS).

Ini merupakan teknologi penanganan bagasi otomatis pertama yang digunakan oleh bandara di Indonesia. Selain memiliki tingkat pendeteksi keamanan tertinggi (Level 5), teknologi ini memungkinkan penumpang untuk melakukan pendaftaran bagasi di konter manapun tanpa takut barangnya tertukar jadwal penerbangan.


Selain itu, bandara yang berada di atas lahan seluas 1.365 hektare ini juga dilengkapi fasilitas modern lain yang sebelumnya tidak ditemui di Bandara Polonia. Antara lain delapan garbarata (avio bridge) yang akan menghubungkan penumpang langsung dari area keberangkatan di dalam terminal menuju kabin pesawat.

Keberadaan ruang tunggu (boarding lounge) yang luas dan memisahkan antara penumpang penerbangan domestik dan internasional, juga menjadi hal baru yang akan dirasakan pengguna jasa. Ditambah lagi area komersial luas di tiga lantai yang ada, akan memanjakan pengguna jasa berbelanja aneka kebutuhan sesuai keinginan.


Saat ini masih terdapat sejumlah penyelesaian tahap akhir pekerjaan beberapa fasilitas penunjang bandara di area terminal. Pekerjaan-pekerjaan itu sendiri bersifat minor, yang kemungkinan hanya akan memberikan dampak relatif kecil terhadap kenyamanan penumpang.

"Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin akan ditimbulkan akibatnya. Doakan kami agar dapat menyelesaikan semuanya dengan baik dan cepat sebelum peresmian September nanti," imbuh Tri Sunoko.


(dnl/hen)