Bank Kini Setor GWM Sekunder Lebih Besar ke BI

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyesuaikan ketentuan mengenai GWM (Giro Wajib Minimum) Sekunder dan GWM-LDR (Loan to Deposit Ratio). GWM sekunder dinaikkan dari 2,5% Dana Pihak Ketiga (DPK) bank menjadi 4%.

"Kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia yang dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti tekanan inflasi yang cenderung meningkat, current account defisit, dan faktor eksternal lainnya," kata Juru Bicara BI, Difi Johansyah, Minggu (29/9/2013).


Untuk mengantisipasi berbagai potensi risiko yang muncul dari dinamika tersebut, maka diperlukan upaya agar stabilitas sektor keuangan tetap terjaga melalui penguatan likuiditas perbankan dengan tetap mempertahankan agar fungsi intermediasi berjalan optimal.


Kewajiban pemenuhan GWM Sekunder yang saat ini sebesar 2,5% dari DPK (Dana Pihak Ketiga) akan disesuaikan secara bertahap menjadi 4%. Sementara itu, GWM LDR juga akan disesuaikan dengan menurunkan batas atas GWM LDR dari 100% menjadi 92%, yang akan berlaku efektif sejak tanggal 2 Desember 2013.


Secara garis besar, ketentuan mengenai GWM di perbankan dibagi menjadi GWM Rupiah dan GWM Valas. GWM Rupiah terdiri atas GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM LDR, sementara GWM Valas hanya terdiri dari GWM Primer.


GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk SBI (Sertifikat Bank Indonesia), SDBI (Sertifikat Deposito Bank Indonesia), SBN (Surat Berharga Negara) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan sebesar persentase tertentu dari DPK. Perhitungan SDBI sebagai komponen GWM Sekunder mulai diberlakukan pada tanggal 1 oktober 2013.


Dengan adanya penyesuaian ketentuan, Kewajiban GWM Sekunder yang saat ini sebesar 2,5% akan dinaikkan :Next


(dru/zul)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!