Universitas Northeastern AS Berikan Honoris Cuasa Kepada Kuntoro Mangkusubroto

Jakarta - Universitas Northeastern, Boston, Amerika Serikat (AS) memberikan gelar honoris causa kepada 6 tokoh, 2 diantaranya adalah mantan Menlu AS Colin Powell dan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.

Kuntoro merupakan salah satu alumnus Universitas Northeastern angkatan 1975 dan satu-satunya penerima honoris causa dari luar AS.


Gelar doktor kehormatan yang diberikan kepada Kuntoro karena kegigihan Kuntoro terhadap kontribusi nyata penerapan kepakarannya dalam ilmu keputusan. Kepakaran ini dinilai mumpuni hingga menuai pengakuan dunia terutama ketika memimpin Rehabilitasi dan Konstruksi Aceh-Nias pasca tsunami pada 2005-2009.


Kuntoro menggelar kuliah umum di Auditorium kantor PLN pusat dengan tema "Menata Perubahan di Indonesia : Dari Pemulihan Pascatsunami ke UKP4 - Ilmu Keputusan dalam Praktek" akan memberikan pengalamannya seputar "seni" pengambilan keputusan di level strategis yang telah terbukti dan diakui turut mewarnai perubahan Indonesia.


Gelar honoris causa ini diserahkan langsung oleh presiden Universitas Northeastern, Joseph E. Aoun. Dan dalam kuliah umumnya tersebut juga dihadiri Wakil Presiden Boediono dan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB).

Saat memberi kuliah umum di depan Boediono, Kuntoro merasa aneh. Kenapa?


"Ini kuliah umum yang aneh, aneh karena sebelum kuliah diisi dengan berbagai kata sambutan yang berisi kata-kata cantik, seperti Fuji Color, lebih bagus dari pada aslinya," kata Kuntoro.


Lebih aneh lagi, kata Kuntoro, kuliah umum ini dihadiri oleh Wapres Boediono yang sebenarnya sudah tahu apa yang akan dirinya bicarakan.


"Kuliah ini biasa saja, kuliah ini aneh, karena Wapres hadiri, di mana beliau tahu apa yang saya bicarakan, jadi nanti kalau saya grogi saya akan melihat Pak Boedi (Boediono) dan Pak Boedi yang melanjutkan," ucapnya.


Dalam kuliah umumnya, Kuntoro membicarakan soal mengambil suatu keputusan strategis di tengah konflik yang jika salah dalam mengambil keputusan bisa menimbulkan chaos di masyarakat.


(rrd/hen)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!