Kisah Prof Wiratman Didatangi Tomy Winata Gara-gara Jembatan Selat Sunda

Jakarta - Profesor Wiratman merupakan konsultan dan perancana desain Jembatan Selat Sunda (JSS). Ia terlibat dalam rencana membangkitkan kembali proyek JSS yang diprakarsai oleh Artha Graha Network milik pengusaha Tomy Winata. Bagaimana ceritanya hingga Wiratman digandeng oleh Tomy Winata?

Wiratman berkisah, sejak tahun 1998 studi yang dilakukan untuk JSS sempat terhenti karena krisis. Pada tahun 2004, Tomy Winata menyambanginya dan mengajak untuk melanjutkan kembali mega proyek ini.


"2004, Pak Tomy Winata datang sendiri ke kantor saya, mengajak untuk menghidupkan kembali. Itu lah awalnya," kata Wiratman saat ditemui di sela acara Simposium Arsitektur Jembatan Selat Sunda di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/9/2013).


Mulai dari situ, Wiratman bersama Artha Graha melakukan beberapa kajian untuk melanjutkan jembatan penghubung Jawa-Sumatera tersebut, berkoordinasi dengan Pemda Lampung, Pemda Banten dan instansi terkait lainnya.


Singkat cerita, pada tahun 2007, tepatnya di bulan Oktober, ditandatanganilah pembentukan konsorsium antara pemerintah provinsi Lampung, Banten dengan Bangungraha Sejahtera Mulya yang disaksikan oleh beberapa Menteri terkait.


"Oktober 2007, peristiwa bersejarah, ditandatangani pembentukan pemprov Banten Lampung dengan Bangungraha Sejahtera Mulya (BSM), yang dihadiri oleh Pak Hatta Rajasa, Mentei Bappenas Paskah Suzeta waktu itu," kisahnya.


Kemudian, antara tahun 2008-2009, preliminary design untuk proyek ini dilakukan oleh tim dari Wiratman dan BSM atau pra design. "Selesai pra design, dilengkapi studi pra FS (Feasibility Study), maka 2009 BSM menyerahkan ke pemerintah Indonesia," katanya.


Selanjutnya pada Desember 2011, keluarlah Perpres No 86 Tahun 2011 mengenai pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS), saat itu secara resmi konsorsium dinyatakan sebagai pemrakarsa proyek KSISS.


Pada Maret 2012, lanjut Wiratman, didirikanlah Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS) sebagai pemrakarsa proyek tersebut. Wiratman menambahkan, tak lama setelah itu, GBLS menandatangani kerjasama untuk proyek Selat Sunda dengan investor China yakni China Railway Construction Corporation (CRCC) di Beijing.


"Ada komitmen untuk meyediakan dana baik untuk penyiapan, pembuatan FS dan basic design, bahkan sampai dengan pembangunan fisik proyek KSISS," katanya.


"Sejak Maret terjadi polemik yang tidak berkesudahan. Dimulai dari kami sendiri yang memprotes kehadiran 100% pihak China. kami tidak bersedia bekerja di bawah CRCC. Kalaupun mau masuk, harus di bawah nasional. Karena itulah untuk menjadikan proyek ini proyek anak bangsa," jelasnya.


(zul/hen)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!