Dampak Kemarau, 1.641 Hektar Sawah 4 Kabupaten di Jateng Kering

Banyumas - Sekitar 1.641 hektar lahan persawahan yang berada 4 kabupaten di Jawa Tengah bagian selatan mengalami kekeringan. Lahan sawah yang mengalami kekeringan tersebut rata-rata usianya baru sekitar 1-2 bulan.

Berdasarkan data dari Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Banyumas menyebutkan, kekeringan di wilayah Jateng selatan mencapai 1.641 hektar. Wilayah yang paling luas mengalami kekeringan adalah Kabupaten Cilacap yang mencapai 850 hektar, disusul Kabupeten Banyumas 552 hektar, kemudian Kabupaten Purbalingga 183 hektar dan Kabupaten Banjarnegara 56 hektar.


Umumnya lahan yang mengalami kekeringan merupakan sawan tadah hujan. Selain tanaman padi, di Kabupaten Banjarnegara kekeringan juga melanda lahan jagung dengan luasan 58 hektar.


"Kami sebetulnya telah mengantisipasi dengan membuat sumur pantek sejak tiga tahun lalu. Satu sumur pantek akan mampu mengairi lahan sawah seluas 5 hektar. Sehingga ke depan kami akan terus menambah jumlah sumur pantek," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Cilacap, Gunawan kepada wartawan Rabu (25/9/2013).


Menurutnya, untuk areal persawahan yang kering tetapi di sekitarnya masih terdapat sumber air, maka yang dilakukan adalah pompanisasi. Jumlahnya mencapai ratusan dan telah diserahkan kepada masing-masing kelompok tani.


"Untuk lahan yang mengalami puso, dinas bakal membantu benuh gratis untuk petani. Anggaran benih gratis tersebut dari APBD dan APBN,” ujarnya.


Sementara itu menurut, Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Banyumas, Widarso mengatakan, kekeringan yang terjadi di Banyumas umumnya merupakan sawah tadah hujan dan para petani kebanyakan salah memprediksi musim kemarau.


"Kekeringan terjadi akibat petani salah memprediksi. Mereka mengira kalau musim kemarau saat ini masih banyak hujan. Ternyata, setelah menanam padi, hujan tidak turun, sehingga sawahnya kekeringan,” ujarnya.


Ia mengatakan, kekeringan yang terjadi pada lahan persawahan tadah hujan sangat sulit diantisipasi. Sawah yang mengalami kekeringan hanya dapat di atasi dengan areal sawah yang masih dekat dengan sumber air, jika tidak dekat maka tidak dapat di selamatkan.


"Kalau masih dekat dengan sumber air, maka bisa diselamatkan dengan pompa. Kami juga telah menyalurkan 200 pompa untuk para petani yang sawahnya kekeringan. Namun, untuk sawah yang tidak dekat dengan sumber air, tidak dapat diselamatkan," katanya.


(arb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!