Dampak Kemarau, Lahan Kedelai di Banyumas Menyusut 80%

Banyumas - Akibat kemarau, para petani kedelai di Banyumas, Jawa Tengah beralih tanaman dari kedelai ke padi. Sehingga lahan kedelai di Banyumas menyusut hingga 2.500 hektar atau 80% dari total lahan kedelai di Banyumas seluas 3.000 hektar.

Tahun ini pemanfaatan lahan kedelai di Banyumas hanya 500 hektar. Sehingga produksi kedelai di salah satu kabupaten di Jawa Tengah tersebut merosot hingga 5.000 ton/tahun dari produksi normal.


"Karena musim kemarau basah, maka banyak petani beralih tanam dari kedelai menjadi padi. Sehingga dari lahan seluas 3.000 hektar, maka kini lahan kedelai hanya 500 hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Banyumas Widarso, Selasa (3/9/2013).


Menurutnya dengan menurunnya lahan hingga 2.500 hektar, maka produksi kedelai di Banyumas tahun ini juga merosot tajam. Rata-rata, produktivitas lahan kedelai per hektar mencapai 1,5 ton hingga 2 ton. Kini, produksnya hanya 1.000 ton/tahun.


"Dalam kondisi cuaca normal produksi kedelai di Banyumas bisa mencapai 4.500 ton hingga 6.000 ton. Atau produksinya merosot hingga 5.000 ton,”katanya.


Ia menjelaskan, kebutuhan kedelai di Banyumas cukup tinggi. Untuk satu sentra produksi tempe atau tahu di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok saja, kebutuhan setiap harinya dapat mencapai 6 ton.


"Kami sudah melakukan perhitungan, kalau untuk mencukupi kebutuhan perajin tahu dan tempe di Banyumas, lahan kedelai di Banyumas setidaknya harus seluas 10.000 hektar. Dengan lahan seluas itu, maka perajin tidak akan terpengaruh dengan kedelai impor," katanya.


(arb/hen)