PLN Ekspor dan Impor Listrik di 2017, Karena Sumatera Tak Krisis Lagi

Jakarta - Indonesia lewat PT PLN (Persero) tetap akan mengimpor listrik dari Serawak-Malaysia di 2015 untuk pasokan ke perbatasan Kalimantan. Lalu di 2017, Indonesia akan ekspor listrik ke Semenanjung-Malaysia 2x60 megawatt (MW) dari Sumatera.

Manajer Senior Komunikasi PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, rencana ekspor-impor listrik dengan Malaysia merupakan rencana jangka panjang. Untuk di Sumatera, pada 2017 PLN tak hanya mengekspor listrik, namun juga mengimpor.


"Perihal ekspor impor listrik, itu bukan rencana jangka pendek, tetapi jangka panjang setelah beberapa pembangkit PLTU Mulut Tambang di Sumatera beroperasi," kata Bambang dalam pesan singkatnya, Senin (9/9/2013).


Bambang mengatakan, dengan terbangunnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang tersebut, maka bisa dipastikan kebutuhan listrik di Sumatera sudah cukup.


"PLTU Mulut Tambang beroperasi kebutuhan di dalam negeri dipastikan benar-benar cukup, diperkirakan itu akan terjadi pada 2017," ungkap Bambang.


Pada 2017, dengan cukupnya kebutuhan listrik di Sumatera, maka bisa dimungkinkan untuk melakukan ekspor listrik ke Malaysia.


"Di 2017, saat itu bukan hanya ekspor tetapi juga impor, secara teknis program ekspor-impor listrik ini didasari kenyataan, ada perbedaan waktu beban puncak antara Sumatera dan Semenanjung Malaysia," ujarnya.


Jadi rencananya, kata Bambang, pada saat beban rendah (luar waktu beban puncak/LWBP) di Sumatera, akan ada pasokan listrik yang surplus. Lalu sebagian akan disalurkan ke Semenanjung Malaka yang saat itu sedang terjadi beban puncak.


"Begitu pula sebaliknya, saat LWBP di Semenanjung di mana ada surplus listrik, maka sebagian akan disalurkan ke Sumatera yang lagi beban puncak. Secara teknis hal ini akan saling menguntungkan," kata Bambang.


(rrd/dnl)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!