Ketua OJK Minta Masyarakat Berhati-hati Dengan Investasi Bodong

Yogyakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad meminta masyarakat agar berhati-hati sehingga tidak tertipu oleh investasi bodong. Sebab saat ini banyak iklan investasi bodong dari perusahaan yang tidak jelas.

Salah satu modusnya dengan menggunakan figur/tokoh nasional dan lokal untuk mengelabui masyarakat agar percaya bisnis yang mereka jalankan dapat dipercaya. Namun kenyataannya bohong atau penipuan.


"Ini perlu dingatkan agar masyarakat tidak terjebak," ungkap Muliaman di gedung Auditorium BRI, Kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (12/9/2013).


Menurut dia tugas OJK adalah mengawasi dan mengedukasi kegiatan industri jasa keuangan. Sampai saat ini OJK menerima ribuan pengaduan yang diterima dari masyarakat.


"Pada umumnya aduan terkait klaim asuransi yang tidak dibayar atau dicurangi oleh agen asuransinya. Ini yang masih sering terjadi," katanya.


Dia juga mengatakan masalah pelemahan nilai tukar rupiah yang melanda Indonesia dua bulan terakhir ini bukanlah pertanda Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang cukup parah. Meski dampak yang ditimbulkan juga tidak kecil, namun krisis tersebut mengingatkan pengambil kebijakan ekonomi agar selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi dinamika kondisi ekonomi global.


"Pukulan tersebut membuat kita eling (ingat-red). Kerentanan itu selalu ada dan kita harus selalu mempersiapkan diri sebaik-baiknya," tegas dia.


Menurut dia, dinamika krisis ekonomi global memiliki dampak kepada semua negara. Di Indonesia, magnitude cukup besar karena adanya defisit neraca pembayaran ekspor impor.


Meski pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dalam mengatasi krisis tersebut lanjut dia, dibutuhkan implementasi yang baik di lapangan agar direspon positif oleh pasar. Pengalaman menghadapi goncangan krisis ekonomi 1998 dan 2008 lalu, banyak pelaku ekonomi terutama dari kalangan industri jasa keuangan mampu menghadapi krisis tersebut dengan baik.


"Saya berharap industri keuangan kita masih bisa bekerja. Ibarat naik pesawat kita sedang kena turbulensi, sehingga perlu pakai sabuk pengaman," katanya.


Dia menambahkan kondisi dunia perbankan dan industri jasa keuangan ini masih cukup baik terutama dalam likuiditas dan permodalan. "Masih jalan cukup baik. Kalaupun ada potensi shock akan direspon segera karena terus dipantau oleh OJK," pungkas Muliaman.


(bgs/dru)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!