RI Bergantung Kedelai Impor, Gita Wirjawan Sindir Menteri Pertanian

Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan menegaskan ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor tak terlepas dari rendahnya produksi kedelai di dalam negeri. Masalah produksi merupakan tanggung jawab Menteri Pertanian (Mentan) Suswono.

Menurut Gita, bukti ketergantungan impor kedelai dapat dilihat di pusat produksi tahu-tempe di Semanan, Cengkareng, Jakarta Barat. Para perajin mengaku banyak menggunkan kedelai impor daripada lokal.


"Kita ke Kalideres kemarin tidak menemukan satu pun perajin yang menggunakan produk lokal. Semuanya pakai impor. Jadi memang langka produk lokal. Ini yang kita pesan kepada Menteri Pertanian (Mentan) untuk bisa meningkatkan produksi ke depan dan kita tidak tergantung impor," ungkap Gita di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (11/9/2013).


Selain itu, Gita juga menyalahkan kinerja kementan terkait proses penerbitan surat persetujuan impor (SPI) kedelai. Padahal SPI yang akan dikeluarkan kementerian perdagangan perlu rekomendasi dari Kementan.


"Kenapa izin SPI telat tanggal 28 Agustus karena kita baru terima bukti serapnya dari Kementan beberapa hari sebelumnya. Kesepakatan mengenai berapa yang harus diimpor sebenarnya akhir Juni. Ini kesan kenapa lama sekali SPI dikeluarkan itu memang benar karena kita tunggu bukti serap dari Kementan, silakan dicek," ujarnya.


Kebutuhan kedelai Indonesia setiap tahun mencapai 2,2 juta ton per tahun, sementara produksi kedelai lokal hanya 700.000-800.000 ton per tahun.


(wij/hen)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!