90% Saham Rumah Sakit Grup Lippo Dibeli Asing

Jakarta - Saham perdana PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) banyak diminati investor asing. Saham emiten jasa kesehatan ini 90% terserap oleh investor asing, sementara investor lokal hanya menyerap 10% saja.

Direktur Utama Siloam Hospitals Gershu Paul mengatakan, dengan harga penawaran saham di kisaran Rp 9.000 per lembar, ternyata menarik minat investor asing.


"Sekitar 90% pembeli saham kita adalah asing," kata Paul saat konferensi persnya, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (12/9/2013).


Dia menjelaskan, pihaknya yakin jika ke depan perusahaannya akan mampu bertahan di tengah kondisi perekonomian saat ini. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan. Dia menyebutkan jika saham perusahaannya akan tetap menarik untuk jadi koleksi investor.


"Kita nggak punya liabilitas dalam dolar, kita optimis perusahaan akan berkembang terus karena kita melayani pasien bukan hanya kalangan bawah, tapi middle class dan juga high class," ujar dia.


Seperti diketahui, saham perdana Siloam hari ini dibuka naik di level Rp 9.150 per saham dari harga penawaran perdana atau Initial Public Offering (IPO) Rp 9.000 per saham.


Pada pembukaan perdagangan, Kamis (12/9/2013) saham ini sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 9500 dan level terendahnya di posisi Rp 9.050.


Naikkan Tarif Layanan Kesehatan


Anak usaha Grup Lippo itu berencana menaikkan tarif jasa layanan kesehatannya hingga 3,5-5% di tahun depan. Rencana kenaikan tarif tersebut sebagai imbas dari terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).


"Rencana mungkin akan kita naikkan 3,5-5% tarif layanan rumah sakit," kata Direktur Utama Siloam Hospitals Gershu Paul saat konferensi persnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (12/9/2013).


Selain itu, Paul menyebutkan, keputusan menaikkan tarif jasa layanan juga mengikuti inflasi yang terus meroket.


"Inflasi juga kan naik terus, tahun depan pasti inflasi tinggi, jadi kita mengikuti inflasi," ujar dia.


Menurut dia, kenaikan tarif ini tidak hanya dilakukan Siloam namun juga perusahaan-perusahaan di sektor yang sama.


"Itu rencana, ini kan salah satu bentuk penyesuaian, tidak hanya Siloam tapi yang lain juga menaikkan tarif nanti," kata Paul.


(drk/ang)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!