Penyedotan sungai yang sumber mata airnya ada di Gunung Slamet itu dikhawatirkan akan berdampak pada pertanian dan kebutuhan air bersih warga setempat.
“Sekarang saja kalau tidak hujan 3-5 hari, debit air merosot sangat tajam. Bagaimana nanti kalau disedot untuk pengeboran,” kata Agung Budi Satrio, tokoh Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng Banyumas, Rabu (18/9/2013).
Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupaten Banyumas, Irawadi mengatakan, pengeboran pembangkit panas bumi akan menggunakan air permukaan dari Sungai Banjaran dan Logawa. Pengambilan air untuk kebutuhan pengeboran juga tidak akan mengganggu pasokan air untuk masyarakat Banyumas.
“Kami hanya mengambil 2% debit air dari kedua sungai,” katanya.
Menurutnya total debit air dua sungai tersebut sebanyak 21.038 liter per detik. Sedangkan untuk pengeboran hanya dibutuhkan 833 liter per detik. Pengambilan air juga hanya sekali disaat proses awal pengeboran sumur eksplorasi.
Pengambilan air juga sudah di perhitungkan dengan cara berapa besar debit air yang digunakan untuk masyarakat umum dalam hal ini petani di Kabupaten Banyumas, kebutuhan air untuk PDAM Banyumas, dan kebutuhan lain.Next
(arb/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!