Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir Batan Setiyanto memaparkan, potensi nuklir sebagai energi alternatif kepada para peserta APEC. Awalnya bisa dilihat dari banyak tambang uranium yang belum dibuka di Indonesia.
"Sebenarnya potensi nuklir baik di Indonesia maupun di dunia besar, apalagi banyak tambang uranium belum dibuka, Kalimantan Barat, Irian belum dibuka sama sekali," ujar Setiyanto dalam pembahasan energi alternatif di Nusa Dua Bali, (2/10/2013)
Kemudian dari sisi teknologi, penggunaan nuklir terlihat terus ada pembaharuan. Artinya tingkat risiko yang diakibatkan oleh nuklir semakin kecil. Ia mengakui, ada kekhawatiran dari masyarakat luas. Tapi dengan kecanggihan teknologi, persoalan itu sudah terjawab.
"Di Jepang, apapun yang terjadi walaupun ada tsunami, energi nuklir tidak boleh terjadi seperti itu lagi. Sekarang PLTN di Jepang sudah dilengkapi sistem yang harus benar-benar aman," jelasnya.
Dari segi harga, nuklir juga lebih murah dibandingkan energi yang lainnya. Namun yang harus dipahami, kata Setiyanto, nuklir adalah alternatif tanpa harus mengahapus energi yang lainnya.
"Nuklir bukan menggantikan sumber yang lain, tapi untuk melengkapi, smua sudah pakai batubara, terus harus pakai apalagi, pakai renewable susah, minyak mahal sekali. Mau tidak mau nuklir," sebutnya.
Dari negara-negara dengan penduduk terbesar di dunia, hanya Indonesia yang belum memanfaatkan nuklir. Untuk membangun satu PLTN dengan ukuran kecil membutuhkan waktu hingga 7 tahun. Jadi alangkah baiknya jika PLTN dimulai dari sekarang.
"Hanya Indonesia yang belum memakai energi nuklir," ucapnya.
