Ini Pesan SBY Kepada Menteri dan Delegasi di Konferensi WTO Bali 2013

Nusa Dua -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sore ini memberikan kata sambutan dalam pembukaan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization ke-IX di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). SBY memberi pesan kepada para menteri dan delegasi yang hadir dari 159 negara, agar perjanjian WTO Bali tidak berakhir buntu.

Indonesia sebagai tuan rumah mempunyai agenda pokok untuk menjembatani pertemuan antara negara miskin, berkembang, dan maju di dalam konferensi WTO, serta mensukseskan General Council of WTO yang dilakukan di Jenewa, Swiss. Setidaknya ada 3 agenda penting yang akan dibahas dan diputuskan sesuai General Council of WTO di Jenewa Swiss yaitu Least Development Country's Package atau paket untuk negara miskin, Agricultural bagi negara berkembang dan Trade Facility bagi negara maju.


"Semua yang hadir di tempat ini adalah dari seluruh dunia yang ikut menghadiri MC9 WTO. Mengingat pertemuan ini sangat penting, saya bilang hati-hati setelah pembukaan WTO akan jauh lebih heboh. Perdagangan dunia saat ini terganggu yang disebabkan oleh buruknya ekonomi global. Dampaknya negatif tentu saja ke nilai perdagangan. Kita hampir saja mencapai kesepakatan di Jenewa yaitu Doha Development Agenda (DDA) dan kesempatan di Bali ini kita harus capai apa yang kita belum capai di Jenewa. Kita siap menghidupkan kembali perdagangan global di mana menciptakan perdagangan yang mudah, adil dan berkontribusi untuk semua," ungkap SBY, Selasa (3/12/2013).


Menurut SBY, apabila keputusan WTO Bali kembali berakhir buntu, maka tidak ada kemajuan yang didapat dari DDA yang sudah diputuskan sejak 12 tahun yang lalu.


"Kita harus meletakan program kerja yang diharapkan dunia baik bagi WTO maupun bagi rakyat di seluruh dunia. Sudah 18 tahun WTO sudah dibentuk, selama 12 tahun kita melakukan negosiasi di DDA. Namun tahun ini jelas kembali kita menghadapi tantangan. Apabila kembali gagal, kita akan kehilangan peluang untuk lompatan besar di Putaran Doha. Kita tidak boleh gagal dan fokus pada peluang salah satunya dengan melakukan kesepakatan perdagangan baru," imbuhnya.


Oleh karena itu, SBY meminta para negosiator, delegasi dan menteri dari 159 negara yang hadir di KTM WTO ke IX untuk lebih bekerja keras lagi agar mencapai kesepakatan dan tidak berkakhir buntu. Paket Bali baginya penting tidak saja untuk membentuk mekanisme perdagangan dunia yang baru tetapi mengurangi jumlah kemiskinan yang cukup besar di dunia.


"Jadi Paket Bali penting untuk mengentaskan kemiskinan. Kita harus menolak politik Utara Selatan. Kita harus melihat delegasi sebagai mitra. Tahun 1980, negara berkembang memang baru 34% kontribusinya ke perdagangan internasional tetapi kini sudah meningkat menjadi separuhnya. Kalau kita gagal lagi. Saya khawatir kalau peluang ini dilepas maka negara berkembang yang akan dirugikan," tuturnya.


"Saya minta menteri dan negosiator lebih bekerja keras dan anda harus memajukan program ini dengan sangat konkret. Jangan biarkan ini hilang. Mari kita bekerja sama. Kesempatan ini juga harus kita tunjukan untuk membangun kredibilitas WTO," cetusnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!