Impor Langsung dari AS, Tukang Tahu-Tempe Dapat Kedelai Harga Miring

Jakarta -Para produsen/perajin tahu-tempe yang tergabung Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) bisa mendapatkan kedelai impor dengan harga miring karena mengimpor langsung dari AS. Gakoptindo bisa menjual harga kedelai ke unit-unit perajin, dengan harga 10-20% di bawah harga pasar.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan saat ini harga pasar kedelai impor di tingkat perajin untuk wilayah Jabodetabek mencapai Rp 8.350-8.500 per Kg.


"Harga akan bisa bersaing, lebih murah dari harga pasaran 10-20%," katanya kepada detikFinance, Jumat (24/1/2014)


Aip belum memastikan berapa harga kedelai yang akan dijual ke perajin tahu tempe anggota Gakoptindo. Namun ia memperkirakan sekitar Rp 8.200 per kg, atau masih lebih murah dari harga pasar walaupun belum 10% dari harga pasar.


"Tujuan kita impor langsung untuk memberikan kesejahteraan lebih bagi perajian, kalau harga murah perajin senang. Yang kita jual ini kedelai grade I. kalau bicara untung belum tentu untung, saya upayakan nggak rugi aja," katanya.


Untuk mengimpor kedelai, Gakoptindo menggunakan dana internal dari urunan para anggota perajin tahu tempe. Ia menepis anggapan bahwa Gakoptindo dimodali oleh para importir swasta yang selama ini sudah langganan sebagai importir kedelai.


"Saya hanya koordinasi dengan importir lain, saling menghargai dan kerjasama. Kalau seaandainya dimodali, saya bisa minta (jatah) 50% satu tahun atau 1 juta ton kedelai, itu kalau saya kerjasama dengan importir. Tapi kita pakai dana Gakoptindo sendiri," jelas perajin tahu tempe yang punya pabrik di Cinangka dan Pondok Cabe ini.


Ia mengatakan impor kedelai yang dilakukan pihaknya hanya sekitar 5% dari total kebutuhan kedelai di dalam negeri yang mencapai 2,5 juta ton per tahun. Dari total kebutuhan itu, sebanyak 2 juta ton kedelai harus dari impor dan sebanyak 500.000 ton dari kedelai lokal. Gakoptindo mendapat izin impor kedelai tahun ini 125.000 ton.


"Meski kita impor, sampai sekarang ini saya beli dan menyerap kedelai lokal, kalau lokal lebih bagus, acinya lebih banyak dan kulit lebih tipis, lebih bagus," katanya.


(hen/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!