Produsen Minuman Anggap Produk Kemasan Impor Lebih Berkualitas

Jakarta -Produsen makanan dan minuman dalam negeri lebih memilih menggunakan produk plastik kemasan impor daripada lokal karena dianggap lebih berkualitas. Sehingga mereka sangat keberatan apabila produk Polyethelen Terephalate (PET) atau plastik kemasan kena bea masuk anti dumping (BMAD).

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan (ASPADIN) Hendro Baroeno mengatakan apabila pemerintah ngotot menerapkan BMAD terhadap PET maka akan meningkatkan harga produk makanan dan minuman dalam negeri.


"Saat ini kontribusi biaya kemasan ke harga produk makanan dan minuman berkisar antara 20%-80%, sehingga setiap kenaikan harga sekecil

apapun akan berpotensi menurunkan daya saing," katanya di acara Jumpa Pers Lintas Asosiasi Industri Makanan dan Minuman tentang Rencana Penerapan BMAD PET di Menara KADIN, Lantai 29 Ruang Rapat AEBC, Kamis (23/1/2014)


Hendro mengatakan produsen minuman belum bisa sepenuhnya menggunakan produk lokal. Saat ini produsen air minum kemasan masih mengimpor 40% PET sedangkan 60% menggunakan produk dalam negeri.


"Masalahnya adalah kualitas, beberapa produk itu prinsipalnya ada di Eropa dan Amerika dan itu menentukan spesifikasi tehnis yang tidak bisa memakai produk dalam negeri yang diproduksi di dalam negeri," katanya.


Ia mengungkapkan salah satu kelemahan produk PET yang diproduksi di dalam negeri mengandung debu. Sehingga tidak bisa dipakai

dalam industri besar. "Jadi bukan karena suplai dan demand tapi lebih karena kualitas," katanya.


Hendro juga menepis bahwa produk impor lebih murah. Justru beberapa produk PET impor lebih mahal daripada produk lokal.


"Pemasok dalam negeri tidak bisa sama kualitasnya. Soal harga juga hampir mirip antara impor dan produk lokal. Bahkan beberapa saat

impor justru lebih mahal dibanding produk dalam negeri," katanya.


(hen/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!