Pemerintah Kok Hobinya Ngutang, Genjot Penerimaan Negara!

Jakarta -Menutup tahun 2013 lalu, jumlah utang pemerintah Indonesia mencapai Rp 2.371,39 triliun, naik Rp 393,68 triliun dibandingkan posisi akhir 2012.

Pihak Kementerian Keuangan mengatakan, utang pemerintah digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan produktif dan memang setiap negara di dunia melakukan utang. Apa pendapat tersebut benar?


Jika melihat data, pemerintah baru saja berhasil menyerap dana sebesar Rp 15 triliun dari lelang empat seri Obligasi atau Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (21/1/2014) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar Rp 205 triliun.


Animo pasar yang besar tercermin dari penawaran yang masuk dalam lelang tersebut mencapai Rp 30,07 triliun. Kemudian Pemerintah memutuskan untuk memenangkan sebesar Rp 15 triliun atau melebihi target indikatif yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar Rp 10 triliun.


"Upaya membiayai APBN 2014 melalui utang yang tidak lagi front loading namun penerbitan SUN disesuaikan waktunya dengan kebutuhan kas negara ini patut didukung karena strategi ini telah berhasil meningkatkan efisiensi pembiayaan secara signifikan," ungkap Ekonom dari FEUI, Muslimin Anwar dalam keterangannya kepada detikFinance, Jumat (24/1/2014).


Hal tersebut ditunjukkan oleh perbandingan realisasi penerbitan SUN secara periodik hampir selalu lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Kemudian, ditunjukan oleh rasio gutang terhadap PDB (debt to GDP ratio) yang terus menurun dari tahun ke tahun.


Pada tahun 2006 debt to GDP ratio tercatat 39%, menurun ke 28,4% pada tahun 2008, 26,1% pada tahun 2010 dan pada tahun 2013 diperkirakan terus menurun menjadi 23,4%, dengan komposisi pembiayaan utang domestik lebih mendominasi dibandingkan pembiayaan dari luar negeri.Next


(dru/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!