Beda Dengan RI, Malaysia Biayai 100% Proyek MRT 23 Miliar Ringgit

Kuala Lumpur -Pemerintah Malaysia membiayai 100% proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) di negaranya. Proyek ini dibiayai tanpa pinjaman dari lembaga donor asing.

Untuk membangun MRT fase I yang membentang sepanjang 51 kilometer (km), pemerintah Malaysia rela mengeluarkan biaya hingga 23 miliar ringgit. Skema pembiayaan ini berbeda dengan proyek MRT di Jakarta.


“Biaya 23 miliar ringgit atau US$ 8 miliar. Itu sepanjang 51 km untuk kontruksi dan sistem (kereta, dll),” kata Direktur Komunikasi dan PR MRT Corp Amir Mahmood Razak di Pusat Informasi MRT Corp di Kuala Lumpur, Kamis (23/1/2014).


Untuk sumber dana, menurutnya pemerintah Malaysia mengeluarkan surat berharga atau surat utang. Pembiayaan dengan skema ini memungkinkan pemerintah Malaysia melalui MRT Corp membangun MRT tanpa intervensi saat menentukan kontraktor hingga penyediaan kereta.


“Pembiayaan semua dari lokal,” sebutnya.


Proyek ini sendiri dikerjakan oleh 8 kontraktor untuk paket jalur layang dan bawah tanah. Sedangkan untuk kereta, MRT Corp memilih kereta buatan Siemens.


Sementara untuk proyek MRT Jakarta dibiayai dari utang lembaga donor asal Jepang sebesar 125,239 miliar yen. Utang ini dilaksanakan antara pemerintah Indonesia dan JICA. Dengan skema tight loan, kontraktor proyek hingga komponen MRT sebanyak 70% berasal dari Jepang dan 30% lokal.


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!