Country Director Century 21 Indonesia, Hendry Tanzel menjelaskan transaksi Century 21 pada tahun ini akan mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan tahun 2013. Hal ini merupakan dampak dari kebijakan Bank Indonesia terkait pengetatan uang muka dan larangan KPR inden, termasuk adanya Pemilu tahun ini.
Pertumbuhan Century 21 tahun 2013 mencapai 30% sedangkan pada tahun ini diprediksi hanya akan tumbuh 20%.
"Di tahun 2013 pertumbuhan 30%, target tahun ini ada perlambatan. Karena ada tahun politik tahun ini dan ada pengetatan dari bank Indonesia tentang KPR sehingga ada seleksi dari pasar sekunder (properti bekas)," kata Hendry Tamzel saat konferensi pers di Ciputra World, Jakarta (26/2/2014).
Meski melambat, Hendry tetap optimistis industri properti di Indonesia akan terus tumbuh. Target pada tahun 2014, Century 21 Indonesia akan tumbuh 20%.
"Memang akan ada perlambatan, tapi kita tidak pesimistis dan yakin tetap akan tumbuh dari tahun sebelumnya, tahun ini tumbuh sekitar 20% di tahun ini," imbuhnya.
Ia menyebutkan total transaksi properti di 2013 mencapai Rp 40 triliun untuk seluruh broker properti di Indonesia. Namun Century 21 enggan menyampaikan transaksinya.
"Nilai transaksi seluruh industri properti di Indonesia Rp 40 triliun itu untuk keseluruhan, dari Century 21 sendiri saya nggak bisa bilang karena kompetitor yang lain juga nggak mau bilang," imbuhnya.
Century 21 Indonesia merupakan anak perusahaan Ciputra Group dan pemegang master franchise regional Indonesia atas merk Century 21 yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1997.
Transaksi Century21 dominan berasal dari secondary market (properti bukan baru) dan primary market (properti baru) minoritas transaksi.
(hen/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!