Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan, krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara saat ini karena tidak cepatnya pembangunan sarana pembangkit listrik.
"Padahal di Sumatera itu ada beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sudah beberapa yang menunggu, pembangkit listrik geothermal (panas bumi) Sarula kapasitas 2 x 300 megawatt (MW) sudah puluhan tahun berhenti. Harusnya semua perizinan dipermudah dan dipercepat. Perizinan kan yang berwenang itu bupati dan gubernur, saya tidak bisa memerintah, saya hanya bisa mengimbau supaya perizinan dipercepat. Kalau tidak ya kita tunggu saja komplain dari masyarakat seperti Sumatera Utara," ungkap Jero di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2014).
Jero bahkan sudah jauh-jauh hari memperingatkan, kondisi yang sama seperti Sumatera Utara juga akan terjadi di Pulau Jawa. Jawa diperkirakan akan krisis listrik pada 2018.
"Studi PLN sudah memperkirakan, Jawa akan terjadi krisis listrik pada 2018, jika beberapa proyek pembangkit listriknya tidak juga selesai," kata Jero.
Yang dimaksud Jero tersebut adalah proyek PLTU Batang 2 x 1.000 MW senilai US$ 4 miliar. Proyek tersebut tidak kunjung selesai dan akan mengancam pasokan listrik untuk Jawa pada 2017-2018.
Jero menambahkan, makanya untuk mengantisipasi hal tersebut jangan sampai terjadi, pihaknya melakukan beberapa terobosan.
"Kita harus buat terobosan, kita merencanakan membangun tambahan PLTU batu bara 7.000 MW di Jawa di samping proyek-proyek 10.000 MW. Ini harus cepat, kalau nggak ada listriknya nanti kita dikomplain masyarakat," tutup Jero.
(rrd/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!