3 Jam Demo, Ini Ragam Tanggapan Para Pegawai BTN

Jakarta -Sekitar seribuan pegawai bank PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berdemo di halaman kantor pusat BTN di Jl. Gajah Mada No.1 Jakarta Pusat. Para pendemo berseragam hitam-hitam memulai aksinya pada pukul 09.00 WIB, hingga bubar sekitar pukul 12.00 WIB atau sekitar 3 jam.

Dengan membawa spanduk, tongkat, drum, kemenyan, dan kain pocong, para pendemo yang terdiri dari perwakilan pegawai BTN seluruh Indonesia mulai dari Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Sulawesi ini memenuhi halaman utama BTN. Mereka meneriakkan yel-yel menolak rencana pemerintah soal akuisisi BTN oleh Bank Mandiri.


Apa saja ragam tanggapan mereka?


Misalnya Siswandi, Customers Loan Service KPR BTN Cabang Surabaya meminta agar pemerintah membatalkan rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri yang dinilainya tak berdasar.


Menurutnya, BTN merupakan bank sehat yang tidak perlu diakuisisi. Apalagi, sekitar 98% penyaluran kredit BTN untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) kelas bawah yang tidak bisa diambil alih oleh bank lain.


"Yang jelas kita bank yang sehat. Kami tetap ingin BTN berdiri sendiri nggak mau diakuisisi. Cuma BTN yang bisa kasih KPR subsidi dengan gaji karyawan Rp 2,5 juta per bulan. Emang Mandiri mau biayai KPR Rp 70-90 juta?" tanya Siswandi.


Selain itu, pensiunan BTN dari Sidoarjo bernama Budi Purwanto ikut angkat bicara. Menurutnya langkah akuisisi berpeluang menghilangkan kesempatan masyarakat kelas menengah ke bawah mendapatkan rumah.


"Kalau diakuisisi lambat laun program perumahan bagi masyarakat menegah bawah hilang. Jauh-jauh ke sini kami untuk mendukung agar BTN tidak diakuisisi. BTN kan untuk rakyat kecil," ujarnya.


Hal yang sama diungkapkan Dwi Satmoko, pegawai BTN cabang Surabaya ini mengatakan, akuisisi BTN oleh Bank Mandiri hanya menguntungkan satu pihak saja sementara yang lain dirugikan.


"Mereka cari untung bukan kesejahteraan. Kalau kekurangan dana tapi apa iya harus diakuisisi, pemerintah harusnya kasih modal dong. Harapannya BTN tidak usah diakuisisi karena nanti tidak ada lagi yang melayani perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah," cetusnya.


(drk/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!