Ancaman PHK Jadi Kekhawatiran Utama Para Pegawai BTN

Jakarta -Para pegawai Bank Tabungan Negara (BTN) khawatir adanya risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terkait rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri. Serikat pekerja BTN menilai rencana tersebut merupakan merger atau penggabungan perusahaan, bukan akuisisi.

"Ini merger sebenarnya bukan akuisisi, otomatis implikasinya PHK, ya kita tawar menawar, pesangon dan lain-lain," kata Ketua Serikat Pekerja BTN Satya Wijayantara di Kantor Pusat BTN, Harmoni, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014)


Ia menilai Menteri BUMN Dahlan Iskan telah keliru dalam memahami rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri. "Tidak ada anak perusahaan di dalam perbankan, yang ada merger, kalau merger harus ikuti visi misi Bank Mandiri, sementara Bank Mandiri komerisal bukan ritel jadi tidak akan bisa," tegas Satya.


Satya mengaku sampai saat ini belum melakukan komunikasi dengan direksi BTN. Namun serikat pekerja berharap direksi bisa mendukung pekerja menolak rencana akuisisi.


"Kita tidak melakukan komunikasi apapun. Kita berharap mereka sama seperti kita menolak akuisisi," katanya.


Ia menambahkan pihak Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sudah menjadwalkan akan bertemu dengan serikat pekerja BTN untuk membahas masalah akuisisi.


"Harapan ke menko minggu ini jadwalnya," katanya.


Satya mengatakan pada 2005, Presiden SBY menegaskan bahwa BTN sebagai bank tunggal penyedia rumah rakyat. Pada masa lalu, juga pernah ada wacana Bank BNI mengakuisisi BTN namun tak ada kelanjutannya hingga kini muncul opsi akuisisi oleh Bank Mandiri.


(hen/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!