Ketua Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI) Hasan Johnny Widjaja mengatakan, pemerintah Selandia Baru memiliki standar yang tinggi untuk setiap buah impor yang masuk ke negaranya. Dengan sistem good agriculture practice (GAP), dan manggis Indonesia bisa memenuhi standar tersebut.
"Memang susah, karena mereka kan memerlukan GAP. Jadi sangat dijaga betul setiap buah impor yang masuk. Syaratnya banyak," ungkap Hasan saat dihubungi detikFinance, Minggu (6/4/2014).
Ia mengungkapkan, salah satu syaratnya adalah sanitasi air dalam produksi manggis dan tempat penyimpanan buah yang steril serta higienis. Sehingga buah memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan standar.
"Mereka sangat konsentrasi sekali dengan higienis makanan," sebutnya.
Hasan menambahkan, produksi manggis di Indonesia masih sangat apa adanya. Petani kurang dalam penjagaan kualitas dari manggis itu sendiri.
"Ya kalau kita melihat yang sebelumnya itu, kan produksi apa adanya saja. Kita seakan nggak memikirkan kualitas dan segala macamnya. Padahal negara-negara lain itu sangat konsen sekali dengan higienis produk," terang Hasan.Next
(mkl/rrd)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!