"Yang ditunggu masyarakat itu bagaimana mereka mewujudkan hal itu, itu yang belum nyata kan. Saya menagih itu saja, saya rasa masyarakat juga menagih itu. Saya rasa kalau indah di kertas saja tidak ada artinya apa-apa," kata Bustanul di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Rabu (28/5/2014).
Menurut Bustanul, visi dan misi yang dicanangkan Prabowo Subianto maupun Joko Widodo, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan. Namun sangat terbuka kemungkinan untuk dapat direalisasikan asalkan ada kemauan dan kerja konkret.
"Visi misi Jokowi, Prabowo nggak ada bedanya lah orang yang bikin di belakangnya temen-temen saya juga di IPB. Sama-sama berat. Tapi gini intinya tidak cukup hanya dengan janji tidak cukup hanya dengan angan-angan. Kalau visi dan misi kan orang (masyarakat) menginginkan diturunkan menjadi program. Programnya harus lebih realistis," tegas dia.
Bustanul menyarankan agar kedua calon harus dapat memilih tim yang tepat terutama di sektor pertanian, apabila ingin merealisasikan target-targetnya.
"Visi boleh ngawang-ngawang tapi bagaimana itu bisa terealisasi dan bagaimana mereka punya pasukan yang kuat. Pasukan birokrasi, pasukan penyuluh. Kalau tidak ya hanya akan indah di kertas saja," katanya.
Menurutnya langkah pertama yang harus dikerjakan bila mereka terpilih yaitu menteri pertanian, Menko ekonomi, menteri PU dan menteri perdagangan harus mengerti soal pengembangan sektor pertanian.
Setelah ada tim yang kuat, maka bisa melakukan sinkronisasi dengan rencana pembangunan yang sudah ada baru menerapkan program-program pembangunan baru yang sesuai dengan visi mereka masing-masing.
"Kalau nggak sinkron akan diketawakan mereka. Kalau belum apa-apa udah bikin hal baru tidak akan terlaksana. Hal baru yang mereka visikan itu baru akan terlaksana tahun 2016 karena tahun 2015 kan sudah ada APBN-nya," tutupnya.
(hen/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
