AS Tanggapi Kontrak 'Raksasa' Gas Tiongkok-Rusia Rp 4.000 Triliun

Meksiko -Raksasa energi Rusia yaitu Gazprom menyepakati penjualan gas kepada perusahaanenergi asal Tiongkok CNPC dengan nilai US$ 400 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun. Pemerintah Amerika Serikat (AS) ikut menanggapi hal ini.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, kontrak 'raksasa' gas antara Rusia dan Tiongkok ini bukan karena adanya krisis di Ukraina, antara AS bersama negara Eropa Barat dengan Rusia.


"Secara pribadi, saya pikir kesepakatan gas Rusia dan China yang sudah dikaji selama 10 tahun ini tidak berkaitan dengan apa yang terjadi di Ukraina," jelas Kerry seperti dilansir dari AFP, Kamis (22/5/2014).


Penandatanganan jual-beli ini disaksikan langsung oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Pemimpin Rusia Vladimir Putin. Tapi, Kerry mengatakan dia menyambut keputusan Putin yang berencana menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.


"Bila ini terjadi, ini akan menjadi positif. Saat ini kami berada di momentum yang baik, ada kemungkinan rakyat Ukraina memiliki kesempatan menentukan masa depannya, dan kamis semua mencoba mencari jalan keluar untuk meredam krisis yang terjadi," kata Kerry.


Diberitakan sebelumnya, kesepakatan kontrak penjualan gas ini akan berlangsung selama 30 tahun, yang dimulai pada 2018 nanti. Tidak mudah untuk mencapai kesepakatan ini, karena dua belah pihak telah berunding selama satu dekade.


Namun kesepakatan ini terjadi setelah Eropa ingin menghilangkan ketergantungannya kepada gas Rusia, setelah munculnya krisis di Ukraina antara Rusia dengan Eropa Barat.Next


(dnl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!