Pesan BJ Habibie untuk Industri Pesawat Indonesia

Jakarta -Mantan Presiden Indonesia ke-3 BJ Habibie memberikan masukan dan saran untuk perkembangan industri kedirgantaraan Indonesia. Hal ini ia sampaikan melalui video conference langsung dari Munich, Jerman.

Habibie menyebut industri penerbangan dalam negeri bisa menjadi kuat. Untuk menjadi kuat perlu dukungan pembiayaan dari pemerintah.


"Caranya diutamakan adalah bukan kriteria mekanisme bagaimana pemberian kredit dari bank atau pemerintah, diberikan soft loan itu penting," Habibie pada diskusi Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Sabtu (24/5/2014).


Selain itu, pemerintah harus memberi perlakuan khusus untuk produk pesawat karya putra-putri Indonesia, seperti R80 dan N219. Pemerintah harus melihat jam kerja dan kandungan lokal sehingga beban pajak tidak dipukul rata dengan pesawat impor.


"Yang penting itu berapa persen produk yang dibuat adalah jam kerja bangsa. Itu yang kita mau, sistem pajak harus pro produksi dalam negeri karena kandungan jam kerja. Bagaimana anda mau melakukan pemerataan keterampilan, pendidikan, di kalau manusia, tidak disertakan nilai tambah," jelasnya.


Produk ungulan berteknologi tinggi karya insinyur Indonesia harus memperoleh perlakuan istimewa di tanah air. Jika tidak begitu, maka para insinyur terampil Indonesia bakal kabur ke luar negeri seperti saat ribuan tenaga ahli PT Dirgantara Indonesia (Persero) memilih bekerja di luar negeri karena minim dukungan pemerintah.


"Harus punya program kembangkan imptek jadi program produk unggul. Itu harus kita beli dan proteksi," jelasnya.Next


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!