PT Dirgantara Indonesia, Sempat Mati Kini Terbang Kembali

Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sudah mengalami asam garam industri penerbangan. Perusahaan pelat merah ini pernah mau 'mati' di penghujung 90-an, tapi sekarang sudah terbang kembali.

Seperti dikutip detikFinance dari berbagai sumber, Rabu (21/5/2015), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermarkas di Bandung ini merupakan industri pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara.


Perusahaan ini didirikan pada 26 April 1976 dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Saat itu BJ Habibie memimpin di kursi Presiden Direktur.


Sebelum berbentuk Perseroan Terbatas (PT), BUMN ini awalnya bernama Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Lembaga ini disiapkan pemerintah untuk menyiapkan unit penerbangan di Indonesia untuk memberikan bantuan logistik kepada dunia penerbangan.


Tujuan lebih jauhnya adalah mengurangi ketergantungan Indonesia kepada luar negeri baik dengan produksi pesawat terbang sendiri dan sampai menyiapkan suku cadangnya. LAPIP sempat memproduksi pesawat di bawah lisensi yang bernama PZL-104 Wilga yang kemudian dikenal sebagai Gelatik.


Pesawat Gelatik ini dapat menampung empat penumpang serta bermesin tunggal (monoplane). Pesawat ini dilengkapi dengan kemampuan Take off dan Landing dengan jarak yang pendek (Short Take Off Landing).


Pada tanggal 21 Maret 1966 Marsekal pertama Nurtanio gugur dalam kecelakaan pesawat terbang, sebagai tanda penghormatan atas jasanya, maka LAPIP diubah namanya menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR) sebelum akhirnya berubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio.Next


(ang/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!