Minim Bahan Baku Kulit, Pengusaha Sepatu di Bandung dan Sidoarjo Gulung Tikar

Bandung -Pengusaha alas kaki di antaranya sepatu dan sandal mengeluhkan bahan baku yang sulit terutama untuk kulit sapi. Karena kesulitan bahan baku itu, beberapa industri harus gulung tikar.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengrajin Alaskaki Indonesia (APAI) Taufiq Rahman kepada detikFinance di Pameran Produksi Indonesia di Harris Convention Center, Bandung, Jawa Barat.


"Apa yang bisa saya lakukan, bahan baku itu susah. 3 juta lembar kulit setiap tahun kekurangan. Untuk kebutuhan sepatu kulit. Itu dari mana, selama ini kan dari impor," kata Taufik.


Dia bilang, karena kekurangan bahan baku inilah, perusahaan yang masih tergolong kecil dan menengah ini kesulitan dan pada akhirnya menutup usahanya.


Lebih dari 6.000 (total perusahaan) itu susah, sudah banyak yang gulung tikar, karena tidak ada bahan baku kulit. Itu di daerah Bandung, Sidoardjo. Bahan bakunya susah, kasihan mereka," katanya.


Dia tidak menyebut secara rinci berapa perusahaan yang gulung tikar karena ini. Tapi dia mengharapkan, ada terobosan dari pemerintah untuk memberikan jaminan pasokan bahan baku agar industri ini terus berkelanjutan.


"Kalau nanti pemerintah mampu mendorong investor untuk membangun ini industri bahan baku," katanya.


Hal tersebut dibenarkan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah. Euis mengatakan, kebutuhan kulit untuk industri ini 5 juta lembar per tahun. Sedangkan pasokan dalam negeri hanya cukup sampai 2 juta lembar per tahun.


"Jadi 3 juta impor. Sekarang sudah tidak boleh lagi sapi utuh untuk mengolah itu, sedangkan untuk impor kulit sapi tesandung penyakit kulit dan kuku. Mestinya sudah nggak jadi penyakit mulut dan kuku. Sekarang kalau tidak salah sudah ada surat menteri," katanya.


(zul/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!