Tiongkok Beli Gas Rusia Rp 4.000 T, Bagaimana Nasib Ekspor Gas RI?

Jakarta -Indonesia sampai saat ini terus mencoba merayu pemerintah China agar mengubah isi kontrak penjualan LNG (gas alam cair) ke Fujian, Tiongkok yang harganya sangat murah.

Di sisi lain, Tiongkok dan Rusia telah menandatangani kontrak monumental selama 30 tahun terkait jual-beli gas. Perusahaan energi raksasa Tiongkok membeli gas dari perusahaan gas Rusia senilai US$ 400 miliar atau Rp 4.000 triliun.


"Iya Tiongkok beli gas dari Rusia dalam jumlah besar sekali dan asal tahu harganya juga pasti mahal," ucap Deputi Pengendalian Komersil Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Widyawan Wiraatmaja, kepada detikFinance, ditemui di The 38th Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex 2014, di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (23/5/2014).


Widyawan mengungkapkan, harga gas di pasar Rusia hingga di wilayah perbatasan Rusia mencapai US$ 9-10 per mmbtu. Bandingkan harga gas Tangguh Papua di Indonesia yang diekspor ke Fujian hanya US$ 3,35 per mmbtu.


"Itu kalau dibawa ke Fujian pasti nambah US$ 3 per mmbtu lagi. Tentunya impor gas Tiongkok dari Rusia tersebut menjadi moment tersendiri untuk pihak Tiongkok segera menyetujui renegosiasi kontrak gas kita, harus itu," ucapnya.


Ia menambahkan, impor gas Tiongkok memang sangat besar sekali, total mencapai 4 miliar kaki kubik per hari.


"Jumlah itu sama dengan kebutuhan gas nasional kita, besar sekali. Ini tidak heran karena Tiongkok kebutuhan energinya sangat tinggi, seperti listrik negara itu menambah kapasitas listriknya setahun mencapai 50 gigawatt (GW) atau sama dengan total kapasitas listrik yang dimiliki Indonesia saat ini mencapai 50 GW, tapi kita nambahnya sedikit-sedikit," tutupnya.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!