"Ya dampaknya BUMN sebagai pemegang saham yang punya sifat konsolidasi, secara menyeluruh secara kinerja ya masing-masing, kita punya kinerja fokus di perumahan ya tetap berjalan," ungkap Maryono saat acara Institutional Investor Day 2014 di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Batalnya akuisisi ini bisa terlihat jelas pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BTN yang akan dilakukan 21 Mei 2014 mendatang. Jika agenda akuisisi tidak masuk RUPS, maka akuisisi bisa dipastikan batal.
Dia mengungkapkan, ke depan penyaluran kredit rumah murah BTN akan didorong ke pembiayaan rumah susun seiring dengan rencana pemerintah yang bakal menghapus penyediaan rumah murah tapak.
"Dengan akusisi atau tidak, BTN tetap akan konsentrasi dalam pembiayaan perumahan rakyat menengah ke bawah, kita selau bekerjasama dengan pemerintah dalam menyediakan rumah murah," ujar dia.
Maryono menjelaskan, dari tahun 1974 sampai sekarang, perseroan terus bekerjasama dengan pemerintah dalam mengubah program-program pembiayaan. Mulai tahun 2010 hingga 2015, sudah ada komitmen BTN dengan pemerintah untuk menyediakan rumah murah bagi masyarakat.
"Dari 2010 sampai 2015, BTN dan pemerintah punya komitmen pembiayaan FLPP, saat ini realisasi kita sudah 95-96% dari target pemerintah," cetusnya.
Rencana BTN ke Depan
BTN akan terus menggenjot bisnis organiknya melalui penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi dengan mayoritas menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Maryono mengungkapkan, penyaluran kredit rumah murah BTN akan didorong ke pembiayaan rumah susun seiring dengan rencana pemerintah yang bakal menghapus penyediaan rumah murah tapak.Next
(drk/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
