Humas PG Gempol Krep, Samsu P menjelaskan, kredit dialokasikan kepada para petani tebu yang sudah memiliki kontrak dengan PG. Per orang mendapat pinjaman Rp 7,5-12 juta per hektar lahan yang ditanami tebu. Sedangkan luas keseluruhan lahan petani tebu PG Gempol Krep yang tersebar di 3 kabupaten mencapai 13 ribu hektar.
"Kredit kita cairkan pada musim tanam 2013 sebagai dana untuk pengadaan bibit, biaya tanam, perawatan, pupuk, hingga tebang. Dengan bunga 7% setahun, petani diharapkan bisa mengembalikan kredit pasca musim giling tahun ini," jelas Samsu saat dihubungi detikFinance, Minggu (25/5/2014).
Menurutnya, musim giling tahun ini akan dimulai 2 Juni mendatang. Pihaknya menargetkan pasokan tebu dari para petani bisa mencapai 11 juta kuintal dengan kapasitas giling harian mencapai 68 ribu kuintal. Jika target rendemen tebu 8% tercapai, maka perkiraan gula kristal yang dihasilkan mencapai 88 ribu ton.
Target ini meningkat dibandingkan realisasi musim giling 2013. Tahun lalu, perusahaan ini mendapatkan pasokan tebu sebanyak 10,868 juta kuintal dengan kapasitas giling harian 65 ribu kuintal. Pasokan tebu itu sebagian berasal dari Malang, Jepara dan Rembang.
"Tahun lalu rendemen hanya 7,22%, sehingga gula kristal yang dihasilkan 78,5 ribu ton. Saat itu karena cuaca ekstrem, bulan delapan (Agustus) waktunya tebang malah turun hujan. Tahun ini cenderung bagus tapi masih ada hujan. Mudah-mudahan curah hujan tidak terlalu tinggi," papar Samsu.
Dengan meningkatnya rendemen tebu dan pasokan dari petani, Samsu berharap keuntungan petani dan PG juga meningkat. Untuk rendemen tebu 6%, Perhitungan Bagi Hasil Efektif (PBHE) adalah 66% gula kristal untuk petani, sedangkan 34% sisanya untuk PG selaku penyedia jasa giling.Next
(zul/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!