Dikepung Perkampungan, Bandara Soekarno Hatta Sulit Punya Runway Baru

Jakarta -PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai operator Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten menghadapi persoalan pembebasan lahan terkait rencana pembangunan landasan pacu (runway) baru. Area bandara super sibuk ke-8 di dunia ini telah dikepung oleh perkampungan warga dan kawasan pergudagangan dan industri.

"Kalau dulu ditaati (peraturan) perumahan tidak mendekat maka itu mudah tapi sekarang ada perumahan, pabrik, dan macam-macam," kata pengamat penerbangan Dudi Sudibyo kepada detikFinance Selasa (1/7/2014).


Dudi menilai Bandara Soekarno-Hatta bisa bernasib sama dengan eks Bandara Internasional Kemayoran di Jakarta Pusat. Bandara Kemayoran terpaksa harus dipindah karena area di sekitar bandara telah dikelilingi pemukiman warga. Kondisi tersebut dinilai sangat berbahaya untuk keselamatan penerbangan dan menyulitkan pengembangan bandara.


"Kenapa kita pindah dari Kemayoran ke Cengkareng? karena waktu itu di sekitar bandara sudah padat dengan pemukiman," jelasnya.


Apa yang terjadi di Kemayoran dan Tangerang khususnya, tidak terlepas dari campur tangan pemerintah daerah. Misalnya di sekitar Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, akibat otonomi daerah muncul izin-izin pemanfaatan lahan untuk kepentingan pemukiman hingga kawasan industri di sekitar bandara.


Menurutnya izin-izin yang dikeluarkan pemerintah daerah tanpa koordinasi dengan otoritas bandara, padahal hal tersebut tidak dibenarkan.


"Itu ada aturannya tapi nggak ditaati. Justru daerah kalau nggak kasih izin, mereka nggak dapat pendapatan. Kalau mau bikin Bandara di

Karawang, nanti harus ketat," jelasnya.Next


(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!